Artis Kiki Fatmala Meninggal Dunia Karena Kanker Paru-Paru, Berikut Cara Mencegahnya Kanker Tersebut

Jumat 01 Des 2023, 19:21 WIB
Artis Kiki Fatmala Meninggal Dunia Karena Kanker Paru-Paru, Berikut Cara Mencegahnya Kanker Tersebut (Foto: Instagram/Kiki fatmala)

Artis Kiki Fatmala Meninggal Dunia Karena Kanker Paru-Paru, Berikut Cara Mencegahnya Kanker Tersebut (Foto: Instagram/Kiki fatmala)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Artis senior Kiki Fatmala dikabarkan meninggal dunia hari ini. Kabar duka ini diumumkan melalui akun Instagram keluarga, yang menyatakan bahwa Kiki Fatmala tutup usia akibat kanker paru-paru yang berujung pada komplikasi.

Apa yang dimaksud dengan Kanker Paru-paru?

Meskipun upaya pencegahan dan penanganan kanker terus berkembang, angka kematian akibat kanker mengalami peningkatan signifikan di seluruh dunia. Menurut informasi yang terdapat dalam buku Pedoman Pengendalian Faktor Risiko Kanker Paru dari Kementerian Kesehatan RI, kanker paru-paru merujuk pada pertumbuhan ganas pada paru-paru yang berasal dari epitel saluran napas.

Berdasarkan data Global Burden of Cancer tahun 2020, kanker paru-paru menjadi penyebab utama kematian di antara seluruh jenis kanker. National Cancer Institute melaporkan bahwa tingkat insiden kanker paru-paru dan bronkus adalah sebesar 50,0 kasus per 100 ribu pria dan wanita setiap tahun. Sementara angka kematian mencapai 35,0 kasus per 100 ribu pria dan wanita setiap tahunnya, berdasarkan statistik kasus pada periode 2016-2020. 


Berikut Penyebab Kanker Paru-Paru 

Kanker paru-paru terjadi karena terjadi mutasi atau perubahan pada sel-sel paru-paru. Beberapa faktor dapat memicu mutasi ini, yang mengakibatkan perubahan permanen dalam urutan DNA suatu gen.

Menurut informasi dari American Lung Association, perubahan pada sel paru-paru ini terjadi saat seseorang terpapar dengan zat-zat berbahaya dan beracun. Berikut adalah beberapa faktor penyebab kanker paru-paru.

Cara Mencegah Kanker Paru-Paru 

1. Berhenti Merokok 

berhenti merokok tetap merupakan langkah terbaik untuk mencegah kanker paru-paru, baik Anda telah merokok selama satu tahun atau beberapa dekade. Menurut laporan dari Very Well Health, penelitian menunjukkan bahwa sekitar 90 persen dari semua kasus kanker paru-paru dapat langsung dihubungkan dengan kebiasaan merokok. Asap rokok mengandung banyak zat beracun, termasuk formaldehida, benzena, dan arsenik. Bahan kimia ini dapat menjadi pemicu kanker dan juga meningkatkan risiko terkena penyakit pernapasan lainnya, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, merokok dianggap sebagai faktor risiko independen untuk pengembangan kanker paru-paru.

2. Lakukan pengecekan keberadaan radon di rumah

Radon merupakan gas tak berwarna yang berasal dari peluruhan uranium alam di dalam tanah. Gas ini menjadi penyebab utama kanker paru-paru pada mereka yang bukan perokok, dan menjadi penyebab kedua paling umum untuk kanker paru-paru secara keseluruhan. Anda dapat menggunakan alat uji radon untuk mengukur tingkat radon di dalam rumah Anda. Alat tersebut dapat diperoleh secara online atau di toko peralatan keras, dan memerlukan waktu sekitar dua hingga empat hari untuk memberikan hasil. 

3. Hindari asap rokok 

Hidup bersama perokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru sekitar 20-30 persen. Untuk mengurangi risiko paparan lebih lanjut, berikut beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Pilih hotel, tempat makan, dan perusahaan persewaan mobil yang melarang merokok.
2. Hindari pengunjung merokok di dalam rumah atau mobil Anda.
3. Mintalah teman, keluarga, dan pengasuh untuk tidak merokok di sekitar Anda atau anak-anak Anda.
4. Ajari anak-anak Anda tentang bahaya asap rokok dan cara menghindarinya.

4. Bantu cegah anak anda dari merokok 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, sebagian besar perokok dewasa mengawali kebiasaan merokok pada usia 11 tahun, dan mereka menjadi ketagihan pada usia rata-rata 14,9 tahun. Meskipun upaya untuk membujuk anak-anak agar tidak merokok dapat dilakukan dengan keras, mereka sering kali terpapar gambar-gambar yang membuat merokok terlihat "keren" melalui iklan dan film. Tekanan dari teman sebaya juga sering ikut berperan dalam pengaruh tersebut.

5. Makan lebih banyak sayur dan buah

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients pada tahun 2019 menyatakan bahwa peningkatan konsumsi harian 100 gram buah segar dapat mengurangi risiko kanker paru-paru sebesar 5 persen pada perokok dan 5 persen pada mantan perokok. Begitu juga, peningkatan konsumsi harian 100 gram sayuran dilaporkan dapat mengurangi risiko sebesar 3 persen pada perokok saat ini (meskipun tidak pada mantan perokok atau mereka yang tidak pernah merokok). Sementara peningkatan asupan buah dan sayuran di atas jumlah tersebut mungkin memberikan manfaat kesehatan, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa hal itu dapat secara signifikan mengurangi risiko kanker paru-paru. 

6. Berolahraga secara rutin

Meskipun olahraga dalam jumlah sedang juga dapat berkontribusi pada upaya pencegahan kanker paru-paru. Menurut sebuah tinjauan yang dilakukan pada tahun 2011 oleh City of Hope National Medical Center di California, aktivitas fisik secara rutin dapat mengurangi risiko kanker paru-paru sebesar 20-30 persen pada wanita dan 20-50 persen pada pria. Manfaat ini cenderung meningkat seiring dengan intensitas dan durasi olahraga yang dilakukan setiap minggu. Oleh karena itu, berolahraga secara teratur bermanfaat baik bagi perokok, non-perokok, maupun mantan perokok.

7. Screening paru-paru

Teknologi yang digunakan saat ini telah mengalami perkembangan pesat, termasuk penggunaan computed tomography (CT) berdosis rendah yang sangat efektif, terutama pada individu yang merokok berat. Baik Anda seorang perokok atau mantan perokok, menjalani pemeriksaan tahunan untuk deteksi dini kanker paru-paru dapat memberikan manfaat, terutama jika Anda memiliki riwayat perokok berat. Penting untuk dicatat bahwa meskipun pemeriksaan ini tidak dapat mencegah kanker, namun dapat mengurangi risiko kematian sebanyak 20 persen dengan mengidentifikasi kanker pada tahap awal jika dan ketika penyakit tersebut berkembang. 

Berita Terkait

News Update