ADVERTISEMENT
Kamis, 30 November 2023 13:25 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi memberikan keterangan terkait persoalan pneumonia yang sedang mewabah di China.
Imran Pambudi menjelaskan bahwa krisis pneumonia ini berpotensi menjadi pandemi berikutnya, meskipun hal ini tidak dapat dipastikan.
Dia juga menekankan bahwa meskipun Mycoplasma yang adalah salah satu penyebab pneumonia di China tidak parah, namun masih dalam batas kewajaran. Hal ini dapat dilihat dari masa inkubasi Mycoplasma pneumoniae yang panjang dibandingkan dengan virus.
"Mycoplasma ini masa inkubasinya panjang. Dengan masa inkubasi panjang, masa virulensi bakteri itu tidak separah virus ya," terang Imran saat konferensi pers 'Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia' pada Rabu, (29/11/2023).
Imran Pambudi menambahkan bahwa pandemi yang sering terjadi disebabkan oleh patogen dengan virulensi tinggi, sedangkan Mycoplasma yang menjadi penyebab pneumonia di China tergolong cukup normal. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa Mycoplasma akan berubah menjadi patogen yang berbahaya.
Dalam laporan epidemiologi terbaru, terjadi peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae di China sebesar 40 persen. Selain itu, juga terdapat kasus lain yang disebabkan oleh influenza, SARS COV-2 dan sebagainya.
Laporan pneumonia ini awalnya bersifat misterius atau sering disebut sebagai "pneumonia yang tidak terdiagnosis" (clusters of undiagnosed pneumonia). Hingga saat ini, penyebab dari 60 persen kasus tersebut masih belum diketahui.
"Kenapa disebut undiagnosed pneumonia? Karena dari penyebabnya itu yang ketemu baru sekitar 40 persen, paling banyak Mycoplasma pneumonia, sisanya masih belum ketemu," jelas Imran.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum memberikan status wabah pneumonia di China sebagai status Kedaruratan Kesehatan Global.
Siti Nadia Tarmizi selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, mengungkapkan bahwa pihaknya terus melakukan peningkatan kewaspadaan, meskipun WHO belum menyatakan hal tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Global.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT