BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Polemik terkait operasi amandel mati batang otak di Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih Bekasi, Jawa Barat, masih bergulir, kali ini giliran DPRD Kota Bekasi turut mengawasi perkara tersebut yang menyebabkan seorang bocah meninggal dunia, diduga mal praktek.
Anggota komisi 4 DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo mengatakan, ia berharap Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan rumah sakit yang bersangkutan transparan terhadap publik.
"Kami sebagai mitra komisi dari Dinkes sudah memanggil dinkes untuk menginvestigasi kasus ini kami minta supaya kasus ini transparan kemudian independen, arsi dan lain-lain itu supaya terbuka dalam mengusut kasus tersebut," kata Heri Purnomo, Sabtu (7/10/2023).
Sebagai wakil rakyat, dirinya dengan komisi 4 akan mengawasi Dinkes dan RS Kartika Husada Jatiasih Bekasi.
Komisi 4 DPRD Kota Bekasi juga berencana akan memanggil organisasi rumah sakit swasta untuk memintakan perhatian dalam kasus operasi amandel mati batang otak.
"Nanti kita akan bicarakan lagi sama teman-teman anggota dewan komisi 4 apa langkah selanjutnya untuk menyikapi kasus ini," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala dinas kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohiilawati berencana membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi terhadap tindakan yang dilakukan RS Kartika Husada Jatiasih Bekasi.
"Kami juga disampaikan akan membentuk tim, di mana tim ini kami sedang konsultasikan dahulu dengan pusat, karena di dalam aturan yang baru kan ada ketentuan-ketentuan yang harus diakomodir," ucap Tanti Rohiilawati, Rabu (3/10/2023) lalu.
Diberitakan, polemik operasi amandel mati batang otak mencuat, ketika bocah bernama Benedictus Alvaro (7) tewas usai berjuang selama dua pekan pasca operasi di RS Kartika Husada.
Benedictus Alvaro meninggal dunia Pada Senin (1/10/2023) pukul 18.45 WIB. (Ihsan Fahmi)