ADVERTISEMENT
Jumat, 1 September 2023 11:27 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, kemarahan Demokrat cukup beralasan secara personal.
Meski begitu kata Dedi, Demokrat berlebihan dari sisi organisasi politik, karena faktanya keputusan Cawapres yang saat ini diambil, masih sesuai dengan piagam koalisi di mana Anies Baswedan diberi kewenangan menentukan Cawapres.
"Di luar itu, iklim koalisi saat ini masih dinamis, belum ada ketetapan, dan justru dengan kejelasan Anies menggandeng Muhaimin, ini membuat koalisi yang ada akan segera mengambil keputusan lanjutan," kata Dedi saat dihubungi, Jumat (9/1/2023).
Misalnya, lanjutnya, Demokrat bisa saja akan segera menarik diri dari koalisi dan membangun koalisi baru, bisa saja dengan PPP dan PKS dan usung AHY-Sandiaga Uno, tetapi PKS tentu tidak miliki perbedaan, karena sama saja antara menudkung Anies atau AHY.
"Sehingga mereka akan sulit diajak membangun koalisi baru itu, kecuali diberi kesempatan menjadi pengusung utama," sebutnya.
Untuk itu, kata Dedi, sebutan pengkhiatan hanya propaganda Demokrat, yang sebenarnya tidak ada pengkhianatan dalam situasi ini.
Sebelumnya, Minggu yang lalu Anies Baswedan mengatakan kepada media bahwa koalisi perubahan sangat solid. Anies bahkan mengklaim sudah ada pertanyaan soal soliditas koalisinya.
“Jadi kalau pertanyaannya soal solid atau tidak, itu sudah lewat. Kita sudah solid memang,” kata Anies, Minggu lalu.
"Karena AHY belum pernah dideklarasikan, atau setidaknya dipastikan untuk mendampingi Anies," tutupnya. (rizal)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT