JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anies Baswedan akhirnya memutuskan bakal menggandeng Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menjadi cawapres-nya. Keputusan itu langsung disorot oleh Partai Demokrat.
Sebab Demokrat menyebut ada pengkhianatan sampai adanya kabar Anies Baswedan memilih Cak Imin menjadi cawapres.
Demokrat bahkan kini mulai buka-bukaan, ada ancaman dibalik skenario Anies Baswedan - Cak Imin ini. Apa itu?
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendraputra. Menurutnya, ada sejumlah fakta yang dimiliki, namun baru akan diungkap dalam beberapa waktu ke depan.
"Katanya memang ada ancaman. Saya kemarin dapat informasi. Tapi itu silakan
diklarifikasi. Misalnya Anies silakan maju, tetapi tidak boleh dengan Mas AHY. Jadi mungkin (karena ancaman itu), makanya berbulan-bulan tidak jadi deklarasi itu, terus ditunda-tunda, lalu malah membuat kesepakatan dengan pihak yang lain," kata Herzaky seperti disitat AKI Malam, Kamis 31 Agustus 2023.
Saat ditanya ancaman itu datang dari siapa, Herzaky mengaku belum akan membuka. Dia menyebut, lantaran tak memiliki imunitas hukum, maka akan ada rekannya di DPR yang menyampaikannya ke publik.
"Saya hanya bisa sampai di situ, karena saya bukan anggota DPR, saya tidak punya kekebalan atau imunitas. Nanti saja tunggu teman saya yang anggota dewan yang menyampaikan, yang memang mendengarkan secara langsung," ujar dia.
Terlepas dari ada atau tidak adanya ancaman, namun poin yang digarisbawahi oleh Demokrat adalah berpolitik dengan etika. Sebab tiga partai yang sebelumnya sepakat bergabung dalam Koalisi Perubahan, memiliki semangat dan gagasan yang sama.
Di satu sisi, Anies Baswedan sendiri mengaku sudah menyampaikan bahwa akan menggandeng AHY sebagai cawapresnya di Pilpres 2024. Bahkan surat itu sudah ditulis Anies untuk meminta AHY menjadi pendampingnya enam hari lalu.
Akan tetapi semua justru berubah tiba-tiba, di mana di bawah komando Surya Paloh, Anies Baswedan seakan langsung setuju ketika diduetkan dengan Cak Imin sebagai cawapresnya.