Pengantar: Dalam rangkaian memperingati HUT ke- 78 RI, melalui kolom ini disajikan 4 tulisan berseri, mulai 31 Juli 2023. Selamat mengikuti ( Azisoko).
-
“FAKTA telah membuktikan gotong royong tak hanya merekatkan silaturahmi melalui kerja bersama sesama warga, memperkuat persatuan, juga bisa menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan sosial.”
-Harmoko-
Rela berkorban tanpa pamrih, itulah satu dari sekian nilai – nilai yang lahir dan berkembang selama perjuangan bangsa Indonesia. Perjuangan mengantar bangsa menuju kemerdekaannya, mendirikan negeri yang bebas dari kekuatan dan pengaruh asing.
Semangat pengorbanan begitu membara, tak hanya waktu, tenaga dan pikiran, juga harta benda, serta jiwa dan raga. Begitupun jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari berbagai lapisan masyarakat dalam wujud kegotongroyongan.
Aksi nyata melalui kerja sama tanpa prasangka, tanpa melihat latar belakang , tanpa pula berharap pengakuan dan imbalan. Bekerja keras penuh keikhlasan, tanpa pamrih sebagaimana filosofi luhur “Sepi ing pamrih, rame ing gawe .”
Kalau pun terdapat pamrih, hanya satu niat luhur, yakni rela dan ikhlas berkorban untuk tanah air, bangsa dan negara. Itulah nilai – nilai patriotisme yang perlu kita teruskan dari masa ke masa,lebih – lebih di era sekarang kian dibutuhkan rasa tanggung jawab setiap anak bangsa, semangat kebersamaan dan kegotongroyongan dalam membangun negeri.
Memajukan negeri dibutuhkan sinkronisasi dan kolaborasi dalam memadukan langkah seluruh kekuatan elemen bangsa sehingga arah kebijakan lebih transparan menuju target seperti diharapkan bersama demi kemajuan dan kepentingan bersama.
Bukan kepentingan sebagian, segelintir orang, sekelompok masyarakat yang merasa dirinya paling hebat dan kuat. Merasa paling berjasa dan berperan.
Ingat! Setiap warga negara, sekecil apa pun masing – masing memiliki peran.
Kekuatan kolektif yang melibatkan setiap elemen bangsa untuk bergotong royong menuju Indonesia Maju. Bersinergi dalam satu irama, satu asa, dan satu bangsa, era sekarang ini harus digelorakan sejalan dengan makna logo HUT-ke 78 RI tahun ini.
Selaras juga dengan kehendak pemerintah yang mengajak seluruh elemen bangsa untuk melaju bersama dan menggelorakan semangat perjuangan yang belum berakhir.
Yah, perjuangan tidak boleh berhenti pada suatu titik tertentu. Perjuangan membangun bangsa harus tetap terpatri dalam setiap sanubari.
Kegotongroyongan sebagai jati diri bangsa harus selalu mewarnai setiap gerak pembangunan. Sudah teruji melalui gotong royong , kita mampu mengusir penjajah untuk memerdekakan negeri.
Mampu mengatasi segala tantangan dan hambatan yang menghadang pada pasca kemerdekaan hingga saat ini.Terakhir dalam mengatasi pandemi covid -19 berikut dampak sosial ekonominya.
Nilai – nilai gotong royong hendaknya menjadi rujukan ketika merumuskan dan menata masa depan bangsa, melalui gelaran pemilu serentak tahun 2024.
Menyelaraskan semua kepentingan, memantapkan soliditas dan solidaritas dengan membangun kekuatan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial.
Maknanya tidak melihat latar belakang dari parpol mana, dari kelompok mana, relawan siapa dan dari mana, ini jika kita sudah bertekad bersatu membangun negeri. Dan, yang lebih utama tidak pamrih. Hindari menonjolkan saya/kami yang paling berjasa.
Ibarat burung kuntul mari berbaris, duduk sejajar, berdiri setara dan terbang tinggi menggapai cita- cita bersama. Kuntul menjadi simbol karena, konon, burung sawah ini bisa berbaris membentuk harmoni melambangkan kerja sama, guyub dan rukun yang identik dengan gotong royong.
Soal ini pun pernah disinggung sang proklamator, Bung Karno. Berikut kutipannya, "Gotong-royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan bersama. Dari semua untuk semua..”
Dalam peribahasa Jawa kita kenal “saiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe - bekerja serentak dan bersama - sama menyelesaikan persoalan. Itulah cerminan gotong royong.
Fakta telah membuktikan gotong royong tak hanya merekatkan silaturahmi melalui kerja bersama sesama warga dan tetangga, memperkuat persatuan, juga bisa menjadi sarana meningkatkan kesejahteraan sosial, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Gotong royong mendorong warga masyarakat berperan aktif dalam aksi sosial ekonomi, saling berbagi dan peduli, serta aktivitas lain dalam berbagai aspek pembangunan yang tujuan akhirnya terciptanya kesejahteraan sosial (umum) sebagaimana diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945.
Mari kita perkuat gotong royong dalam membangun negeri menuju Indonesia maju dan sejahtera. (Azisoko).