Pasalnya, orangtua Putri terbilang berkecukupan dari sisi ekonomi.
Bahkan, mereka bisa menyewa asisten rumah tangga (ART) untuk mengurus pekerjaan rumah dan menjaga Putri.
"Dia hidupnya kalau pulang sekolah, ya sama pembantunya. Tapi kalau ada ibu dan bapaknya, ya sama mereka. Sesekali saya main ke sana, dia panggil saya juga sebutan ibu," ujar Ramlah.
Pada tahun 2009, ayah Putri meninggal dunia.
Di tahun 2015, giliran ibunda Putri yang mengembuskan napas terakhirnya.
Sejak kedua orangtuanya telah tiada, Putri diduga mengalami depresi karena terkadang berbicara melantur.
"Ya biasanya manja, ada orangtua, ada pembantu, taip sekarang sendiri. Teman dia tidak ada memang," ucap Ramlah
"Waktu sekolah, anak-anak bawa teman ke rumah, nah dia enggak," sambungnya.
Pada tahun 2019, rumah Putri sudah tidak terawat lagi.
Aliran listrik pun diputus karena tidak membayar cicilan per bulan.
"2019 kalau enggak salah. 2017 ketika saya baru menjadi Ketua RT, belum apa-apa, masih bagus. Nah, 2019 ini, namanya dari 1984 enggak pernah dibetulkan. Kan banyak rayap lalu ada yang bocor," ucap Ramlah.
Seiring berjalannya waktu, Rumah Putri tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang tak bertanggung jawab.