PRABOWO Subianto meyakini dirinya akan menang pada Pilpres 2024 nanti.
Hal ini dikarenakan Prabowo sudah sudah banyak belajar politik dari Jokowi yang mampu mengalahkannya dalam 2 kali periode pilpres, yakni pada Pilpres 2014 dan 2019.
Pembelajaran itulah yang membuatnya lebih santai menghadapi Pilpres 2024.
“Tak heran jika Prabowo kini lebih tenang dalam merespons situasi, tidak grusa-grusu,” kata Heri mengawali obrolan warteg (obrolan rakyat kecil di warteg), bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.
“Suasana santai dapat membuat lebih tenang, berpikir lebih jernih sehingga bisa semakin bijak dalam bersikap,” tambah Yudi.
“Itu terlihat Prabowo menggunakan jurus merangkul, bukan memukul dalam menjalani kontestasi. Lawan politik adalah kawan dalam berdemokrasi, bukan musuh yang harus dihabisi” kata mas Bro.
“Betul juga. Prabowo nggak pernah melontarkan kata bernada sindiran atau cemoohan kepada lawan politiknya, sesama kandidat capres,” ujar Heri.
“Ketenangan, dan kejernihan pikiran serta kenyamanan hati semakin mendorong timbulnya keyakinan dapat memenangkan kompetisi,” ujar mas Bro.
“Dua kali tersisih dalam ajang pilpres menjadikan sebuah pengalaman sangat berharga, sedangkan pengalaman itu, menjadi guru yang terbaik,” kata Yudi.
“Saya setuju mas. Pengalaman itu menjadi guru terbaik. Lihat saja, setiap merekrut karyawan, selalu ditanya soal pengalaman,” ujar Ayu Bahari, pemilik warteg ikut nimbrung.
"Ada yang mengatakan juga bahwa kegagalan adalah sukses yang tertunda. Karena itu tak perlu disesali, tetapi dicermati dan dievaluasi agar ke depan menjadi lebih baik lagi," kata mas Bro.
"Banyak sukses tokoh dunia diawali dari kegagalan dan kegagalan," urai Yudi.
"Tapi karena kerja keras dan kepercayaan diri yang kuat membuatnya sukses mendunia di bidangnya. Sebut saja, Thomas Alva Edison, Soichiro Honda, Howard Schultz, owner kopi Starbuck dan Steve Jobs," kata mas Bro.
“Jadi memenangkan kontestasi dalam politik perlu kerja keras dan kepercayaan diri,” urai Heri. (jokles)