Praktik Aborsi di Kemayoran Digrebek Polisi, Puluhan Janin Dibuang ke Kloset

Rabu 28 Jun 2023, 21:42 WIB
Foto: Rumah kontrakan dijadikan tempat praktik aborsi yang berlokasi di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, digerebek pada Rabu (28/6/2023). (Ist)

Foto: Rumah kontrakan dijadikan tempat praktik aborsi yang berlokasi di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, digerebek pada Rabu (28/6/2023). (Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rumah kontrakan dijadikan tempat praktik aborsi yang berlokasi di Jalan Merah Delima, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, digerebek pada Rabu (28/6/2023). 7 orang ditangkap termasuk eksekutor.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, penggerebekan praktik aborsi dilakukan berdasarkan aduan dari masyarakat yang curiga dengan aktivitas di rumah kontrakan tersebut. Pasalnya banyak orang asing lalu lalang.

"Hari ini kita mendatangi TKP dugaan terjadinya praktik klinik aborsi. Dimana berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa ada aktivitas yang sangat mencurigakan dari seorang warga baru yang diduga baru kurang lebih sekitar 1 bulan atau 1 bulan setengah mengontrak di tempat ini dan aktivitasnya sangat tertutup," ujarnya kepada wartawan, Rabu.

Dari penggerebakan tersebut, sebanyak 7 orang ditangkap. Salah satunya merupakan eksekutor berinisial SN. Ia merupakan seorang wanita yang menjadi eksekutor atau orang yang melakukan praktik aborsi.

"SN wanita selaku eksekutor, dan SN ini bukan berlatar belakang medis, dia hanya dilihat dari KTP hanya ibu rumah tangga," jelas Komarudin.

Selain SN, polisi juga menangkap wanita berinisial NA yang bertugas sebagai asisten SN. Polisi juga mengamankan J, AS, RV, IT, yang merupakan pasien di tempat praktik aborsi ilegal itu. Ditambah SM selaku sopir yang mengantar jemput pasien.


"Dimana diantara 3 orang baru saja selesai melaksanakan tindakan (aborsi) sedang beristirahat karena masih pendarahan, dan 1 orang sedang baru mau akan dilakukan (aborsi)," ungkap Komarudin.

Komarudin menuturkan, dari hasil pemeriksaan terungkap jika selama satu bulan, pelaku telah menggugurkan kurang lebih sebanyak 50 janin dari kandungan wanita yang menjadi pasien.

Pelaku sendiri menarifkan para pasien Rp 2,8 - Rp 8 juta, tergantung kondisi kandungan. Pelaku yang bukan berlatar belakang orang medis hanya memanfaatkan alat seadanya dalam menggugurkan janin dari kandungan pasien.

"Kurang lebih sekitar 50 an wanita yang sudah menggugurkan kandungan di sini, melakukan aborsi. semua janin-janin itu selalu dibuang ke kloset," papar Komarudin.

Komarudin mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait dari mana pelalu belajar mengugurkan janin. Tak menutup kemungkinan, pelaku belajar menggugurkan janin dari dokter di rumah sakit.

"Makanya nnti kita akan kembangkan dari keterangan SN ini sebelumnya kerja dimana karena dilihat dari sini  alat-alatnya sangat-sangat minim, sangat sederhana bukan seperti alat-alat di klinik kedokteran," tuturnya.

"Disini (Praktik Aborsi) hanya alat-alat sedotnya, hanya menggunakan vacum terus ada beberapa alat suntik juga, obat-obatan yang bisa dibeli di apotik dengan bebas, obat antibiotik, obat anti nyeri, kemudian sarana yang ada itu cuma vakum ya jadi disedot menggunakan vakum setelah itu dibuang di dalam kloset," tambah komarudin. (Pandi)

Berita Terkait

News Update