ADVERTISEMENT

Dede Yusuf Soroti Buruknya Akses Jalan Menuju ke Sekolah, Minta Pemda Perhatian

Rabu, 14 Juni 2023 16:22 WIB

Share
Foto: Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyoroti buruknya akses jalan menuju ke sekolah di beberapa wilayah di Indonesia. (Ist.)
Foto: Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyoroti buruknya akses jalan menuju ke sekolah di beberapa wilayah di Indonesia. (Ist.)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID -  Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyoroti buruknya akses jalan menuju ke sekolah di beberapa wilayah di Indonesia. Ia meminta Pemerintah Daerah (Pemda) setempat memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini.

 Menurut Dede Yusuf, selain siswa, tidak sedikit juga tenaga pengajar yang harus berjuang ekstra untuk bisa sampai ke sekolah tempat mereka mengajar murid-murid.

"Saya sering menemukan sekolah yang berada di bawah tebing gunung atau tebing bukit. Perjalanan untuk ke sekolah itu harus melewati jalan setapak yang pingir-pingirnya atau tepinya adalah jurang. Guru-guru juga cerita kepada saya untuk sampai ke sekolah itu, mereka harus naik motor melewati jalan berkubang atau berlumpur atau berjalan kaki dua sampai tiga jam baru sampai di lokasi. Apalagi siswanya,” kata Dede Yusuf, Rabu (14/6/2023).

Dede menegaskan pentingnya akses jalan di daerah-daerah pedalaman dan setiap Pemda dalam hal ini, punya tanggung jawab dalam hal infrastruktur pendidikan di wilayahnya. Dede menganggap, kurangnya pendataan dan pemetaan lokasi menjadi salah satu sebab masih banyak ditemukannya anak-anak yang kesulitan ketika berangkat dan pulang sekolah.

"Karena di situlah beradanya masyarakat kita. Dan fenomena seperti di Kabupaten Luwu itu banyak sekali terjadi, bahkan di daerah-daerah yang sebenarnya dekat dengan kota-kota besar. Pemerintah daerah sangat penting sekali untuk membuat mapping atau database terkait proses berangkat dan pulang ke sekolah. Agar tidak lagi terjadi anak-anak SD bergelantungan untuk menyebrang sungai kemudian seperti yang terjadi di Luwu,” ujar Dede Yusuf.

Dede pun mencontohkan, bagaimana siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir. Menurut Dede, permasalahan ini adalah persoalan infrastruktur, bukan permasalahan kualitas pendidikan.

"Jadi harap dibedakan. Dan memang sebaiknya sekolah-sekolah yang sulit dijangkau itu dipindah ke lokasi yang mudah dijangkau. Lalu kemudian tentunya adalah sekolah yang sudah tidak layak jangan lagi dipergunakan sebagai sekolah, harus segera dipindahkan ke sekolah baru," tutup Dede. (rizal)
 

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT