Angka Stunting di Kabupaten Tangerang Diklaim Turun 3.000 Kasus
Jumat, 9 Juni 2023 15:30 WIB
Share
Foto: Tim penanggulangan stunting Puskesmas Labuan Pandeglang, Banten, terhadap penderita stunting. (Ist.)

TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang menilai bahwa angka stunting alias gizi buruk di daerahnya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun mencapai 3.000 kasus.

Menurut data yang ada pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, pada tahun 2022 angka stunting mencapai 9.000 kasus, namun di tahun 2023 turun menjadi 6.000 kasus. 

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengatakan, bahwa angka stunting di Kabupaten Tangerang terus mengalami penurunan. Hal ini tentu sangat baik, mengingat ditahun 2022 jumlah stunting mencapai 9.000 kasus, namun kini hanya 6.000 kasus saja. 

"Pada tahun 2022 berjumlah 9.000 kasus dan sekarang turun jadi 6.000 kasus," kata Hendra Tarmizi menanggapi stunting di Kabupaten Tangerang, Jumat (9/6).

Hendra menjelaskan, program-program yang digalakan Pemerintah Kabupaten Tangerang terbukti sangat berpengaruh dalam menekan angka stunting didaerah ini. 

Pasalnya, di tahun 2021 saja angka stunting masih tercatat sebanyak 16.100 kasus, lalu ditahun 2022 menurun menjadi 9.0000 kasus. 

Dan saat ini belum genap 2023 sudah kembali menurun menjadi 6.000 kasus. Menurut Hendra, bukan hal tidak mungkin kasus stunting di Kabupaten Tangerang akan menjadi zero atau nol kasus. 

"Dari angka 9.000 ke 6.000 kasus stunting itu, jika di persentase berjumlah 2,7 persen alami penurunannya," ungkapnya. 

Ia mengungkapkan, dengan terjadinya penurunan kasus tersebut merupakan hasil kerja sama antar instansi daerah dalam program pencepatan dan pengendalian terhadap stunting.

"Kita ada percepatan, jadi kita kerjasama dengan Bappeda dan seluruh OPD terkait melakukan suatu gebrakan Posyandu. Selain itu, ada dana desa diarahkan kesana, Posyandu nanti akan lebih diberdayakan dalam bentuk pemberian makanan kayak Posyandu zaman dulu," ujarnya.

Dia menambahkan, selain peningkatan Posyandu, pihaknya juga melakukan peningkatan pemberian gizi terhadap anak, salah satunya seperti bubur kacang ijo, telur dan lainnya, yang ditujukan kepada yang berisiko stunting.

"Ini intervensi awal sebelum stunting. Jadi kita hajar dulu anaknyang berpotensi jadi stunting. Itu semua Dinas ikut, Dinas Pertanian, Dinas Perikan, Pendidikan, tapi semua sekretariat di DPPKB," pungkasnya. (Veronica)


Reporter: Veronica Prasetio
Editor: Novriadji Wibowo
Sumber: -