Elon Musk dan Pakar Teknologi Tuntut Pengembangan Kecerdasan Buatan Dihentikan Sementara

Sabtu 01 Apr 2023, 19:00 WIB
Teknologi kecerdasan buatan.

Teknologi kecerdasan buatan.

AS, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah pakar teknologi terkemuka dan pemimpin perusahaan teknologi lainnya membuat surat terbuka.

Di antaranya Elon Musk dan pendiri Apple Steve Wozniak yang menandatangani surat terbuka tersebut.

Mereka meminta industri teknologi kecerdasan buatan (AI) menghentikan sementara pengembangan protokol keamanan teknologi tersebut selama enam bulan.

Surat yang per Kamis pagi (30/3) telah ditandatangani oleh hampir 1.400 orang itu disusun Institut Kehidupan Masa Depan (Future of Life Institute), kelompok nirlaba yang fokus menjauhkan transformasi teknologi dari risiko ekstrem berskala besar, menuju pemberian manfaat ke dalam kehidupan.”

Kelompok tersebut dalam surat itu menyoroti kemampuan teknologi AI yang berkembang pesat dan betapa teknologi melampaui kinerja manusia di banyak bidang. Kelompok tersebut mencontohkan bagaimana AI digunakan untuk menciptakan obat-obatan baru dapat dengan mudah juga dipakai untuk menciptakan patogen-patogen mematikan.

Surat tersebut mungkin yang terutama merujuk pada pengenalan teknologi GPT-4 sebagai standar yang perlu diperhatikan.

GPT-4 merupakan program yang dikembangkan OpenAI, sebuah perusahaan yang bermarkas di San Francisco.

GPT adalah singkatan dari Generative Pre-trained Transformer, sejenis model bahasa yang menggunakan mekanisme pembelajaran mendalam guna menghasilkan teks percakapan layaknya interaksi dengan manusia.

Perusahaan tersebut mengatakan GPT-4 dalam versi terbarunya lebih akurat dan lebih mirip manusia.

Teknologi tersebut memiliki kemampuan untuk menganalisis dan menanggapi foto atau gambar. Perusahaan tersebut mengatakan program itu telah lulus mengikuti ujian yang menentukan apakah seseorang dapat menjadi pengacara berlisensi.

Kelompok itu dalam suratnya menyebutkan mengatakan bahwa sistem AI yang sekuat itu seharusnya hanya dikembangkan ketika yakin dampaknya akan positif dan risikonya bisa dikelola.

Program semacam GPT-4 disebut dalam surat terbuka berpotensi menghasilkan disinfomasi dan propaganda sehingga dituntut seluruh laboratorium AI untuk segera menghentikan sementara pelatihan sistem AI yang lebih kuat dari GPT-4 selama sedikitnya enam bulan ke depan.

Laboratorium dan pakar AI independen harus menggunakan masa sela itu “untuk bersama-sama mengembangkan dan menerapkan seperangkat protokol keamanan bersama bagi desain dan pengembangan AI yang mutakhir yang akan memastikan mereka aman tanpa keraguan.”

Sementara kelompok lain yang sama-sama khawatir akan kemungkinan dampak negatif GPT-4 telah mengambil langkah yang lebih jauh.

Pusat untuk Kecerdasan Buatan dan Kebijakan Digital (Center for AI and Digital Policy) mengajukan keluhan kepada Komisi Perdagangan Federal AS.

Lembaga nirlaba tersebut pada hari Kamis (30/3/2023), menuntut badan tersebut untuk menangguhkan penerapan sistem AI lebih lanjut dan membuka penyelidikan.

Lembaga itu dalam keluhannya mengatakan bahwa deskripsi teknis GPT4 dari perusahaan pembuatnya itu memaparkan hampir selusin risiko besar penggunaannya.

Di antaranya “operasi disinformasi dan pengaruh, proliferasi senjata konvensional dan non konvensional,” serta “keamanan siber.” ***

Berita Terkait

News Update