ADVERTISEMENT

Astronom Peringatkan Ancaman Global dari Polusi Cahaya Satelit Buatan

Minggu, 26 Maret 2023 10:00 WIB

Share
Area Kawasan Lindung Satwa Liar Nasional Okefenokee di Folkston Georgia AS.
Area Kawasan Lindung Satwa Liar Nasional Okefenokee di Folkston Georgia AS.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

POSKOTA.CO.ID - Peringatan tentang peningkatan polusi cahaya dilontarkan para astronom.

Polusi cahaya diciptakan oleh melonjaknya jumlah satelit yang mengorbit Bumi sehingga menimbulkan “ancaman global yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam.”

Jumlah satelit yang ada di orbit rendah Bumi meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 2019 ketika perusahaan antariksa AS SpaceX meluncurkan proyek mega konstelasi pertamanya yang terdiri dari ribuan satelit.

Ribuan satelit internet baru rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat menambah padat orbit yang berjarak kurang dari 2.000 kilometer dari permukaan Bumi.

Setiap satelit baru meningkatkan risiko bertabrakan dengan objek lain yang mengorbit Bumi sehingga menghasilkan semakin banyak puing.

Hal ini dapat menciptakan reaksi berantai di mana tabrakan beruntun menciptakan fragmen puing yang semakin kecil dan menambah awan sampah antariksa yang memantulkan cahaya kembali ke Bumi.

Para astronom memperingatkan peningkatan polusi cahaya tersebut mengancam masa depan profesi mereka dalam serangkaian makalah yang diterbitkan di jurnal Nature Astronomy.

Para peneliti pada salah satu makalah menyebutkan untuk pertama kalinya memperhitungkan seberapa besar langit malam yang lebih terang akan memengaruhi kinerja sebuah observatorium besar secara finansial maupun ilmiah.

Pemodelan menunjukkan untuk Observatorium Vera Rubin, teleskop raksasa yang saat ini sedang dibangun di Chili, bagian tergelap langit malam akan menjadi 7,5 persen lebih terang selama sepuluh tahun ke depan.

Hal ini akan mengurangi jumlah bintang yang dapat dilihat oleh observatorium sekitar 7,5 persen menurut salah satu penyusun penelitian John Barentine.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT