ADVERTISEMENT

Pemerhati Anak Minta Aparat Tindak Tegas Pelaku Perang Sarung yang Isi Sarung dengan Besi dan Sajam

Rabu, 29 Maret 2023 15:46 WIB

Share
Ilustrasi permainan sarung.(Ist)
Ilustrasi permainan sarung.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA , POSKOTA.CO.ID – Perang Sarung yang kerap kali terjadi saat bulan Ramadhan kerap kali memakan korban. Terbaru perang sarung antara dua kelompok pemuda di Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang memakan korban jiwa hingga menyebabkan satu remaja tewas. 

Pada 25 maret 2023, aksi perang sarung  di Pasar Kemisn, Tangerang (Banten) Kembali memakan korban jiwa, polisi mengamankan 18 remaja yang terlibat beserta barang bukti. 

"Ternyata, sarung tidak kosong, namun ada yang dimasukan pipa hingga besi. Inilah yang berakibat fatal ketika mengenai lawan," kata Pemerhati Anak dan Pendidikan, Retno Listyarti, Rabu (29/3/2023).

Tradisi Perang Sarung  awalnya merupakan permainan para remaja untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadhan, yang biasanya dilakukan usai sahur dan sholat subuh. Tradisi permainan ini ditemui misalnya di Banyumas, Jawa Tengah.  

"Di wilayah Banyumas, Perang Sarung lebih seperti permainan, dimana sarung yang ujungnya diangkat dan berbentuk bulat bertujuan untuk dijadikan senjata menyerang lawan bermain, namun tidak terasa sakit.  Sehingga para pemain hanya tertawa-tawa ketika terkena ujung sarung lawan," ungkap Retno. 

Retno menambahkan, dalam permainan , umumnya memang 2 kelompok yang akan saling berhadapan itu janjian terlebih dahulu untuk bertemu dan bertanding perang sarung.

"Namun, belakangan permainan ini  berubah jadi tawuran atau perkelahian antar kelompok," katanya.

Dimana tujuannya bukan untuk bermain, mengisi waktu luang dan bersenang senang, akan tetapi tujuannya untuk melukai atau melumpuhkan lawan, bahkan belakangan ujung sarung dimasukan batu bahkan ada juga besi sehingga ketika dipukulkan ke pihak lawan akan terasa sakit bahkan terluka. Jika mengenai kepala atau mata akan sangat fatal dampaknya, ini yang menyebakan kemudian menimbulkan korban jiwa. 

Penggeseran Perang Sarung yang awalnya hanya permainan mengisi waktu yang kemudian berubah menjadi Perang dalam arti sesungguhnya, penuh kekerasan dan bertujuan melukai serta melumpuhkan lawan tentu perlu dicegah oleh semua pihak, dan perlu ditindak tegas oleh aparat penegak hukum (APH). Tujuannya agar ada efek jera dan tidak ada korban terluka, apalagi sampai meninggal dunia. 

“Para orangtua dan guru di sekolah perlu melakukan edukasi pada anak-anak agar mengisi kegiatan bermanfaat di bulan Ramadhan, dan tidak melakukan Perang Sarung jika niatnya adalah untuk melukai lawan, sehingga sarung diisi dengan benda-beda tumpul dan tajam”, ujar Retno. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Tri Haryanti
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT