ADVERTISEMENT

Petani Timun Suri Banjir Pesanan, Awal Ramadhan ini Panen Puluhan Ton

Kamis, 23 Maret 2023 16:45 WIB

Share
Petani Timun Suri Mahmud. (Foto: Angga)
Petani Timun Suri Mahmud. (Foto: Angga)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Selama Bulan Suci Ramadan, petani timun suri yang disajikan untuk berbuka puasa mengaku mengalami peningkatan pemasanan.

Pengawas Lahan PT Djarum, Agus Boritnaban di seluas 20 hektare tepatnya di samping Pintu Tol Desari, Kelurahan Rangkapan Jaya Pancoran Mas Kota Depok, terjadi peningkatan produksi untuk timun suri sekitar puluhan ton dapat dipanen.

"Di sekitar sini ada sebanyak 50 penggarap dan saat Ramadhan hampir setengah menanam timun suri," ujar Agus kepada wartawan di lokasi, Kamis (23/3/2023) sore.

Selain itu Agus menjelaskan rata-rata penggarap bisa menghasilan 1.000 buat dengan berat mencapai 2 Kg. Dengan demikian sehingga selama sebulan para petani dapat menghasilkan 2 ton.

"Jika dirata-ratakan saja, ditanam di lahan yang luas dan disinilah penghasil timun suri terbesar di wilayah Depok," ungkapnya.

Perlu diketahui, buah timun suri adalah sebagai buah tanpa musim dan dapat tumbuh kapan saja dengan tata cara menanam yang baik.

"Setiap Ramadhan permintaan pasar meningkat. Jadi untuk itu petani sini yang garap lebih memilih nanam timun suri saat ramadan. Jika diluar ramadan ya paling palawija dan sayur-sayuran," bebernya.

Sementara itu, salah seorang petani penggarap Mahmud (60) mengatakan dirinya sejak tahun 2000 sudah kerap menanam timun suri jelang ramadhan.

"Alhamdullilah lahan yang digarap buat nanam timun suri sekarang ada 2.000 meter," ujar Mahmud.

Mahmud menyebutkan, buah timun suri adalah merupakan tanaman yang mudah untuk dibudidayakan dan membutuhkan waktu tanam sekitar dua bulan hingga bisa sampai dipanen.

"Menanam sampai panen kira-kira sekitar 50 sampai 60 hari, biasanya menanam ikutin tanggalan Islam, biasa mulai tanam tiap tanggal 1 Rajab, 23 Januari 2023," tutur Mahmud.

Selain itu Mahmud menambahkan bibit biasa sudah distok untuk tahun berikutnya untuk dapat ditanam pada saat Ramadan.

"Kalau saya bibit dari tahun lalu, saya simpan buat tanam Ramadan berikutnya," tutur mantan RT. 01 RW. 02 ini.

Cara mengelola bibit timun suri, Mahmud hanya mengambil buah yang sudah tua lalu diambi bijinya dan direndam air.

"Kalau yang mengambang kita buang, yang tenggelam kita ambil dan jemur sampai garing, kalau panasnya bagus dua atau tiga hari juga bisa langsung kering, setelah itu disimpan di botol beling jangan yang dari plastik, yang kedap udaranya," beber Mahmud.

Hasil puncak panen akan lebih baik jika tidak ada kendala cuaca seperti penyakit tanaman dan hama. Selama Ramadhan timun suri bisa panen hingga tiga kali atau sampai menjelang Idul Fitri.

"Jika tidak ada hambatan panen bisa sampai lebaran, pohonnya masih sehat dan sekali panen bisa mencapai 500 buah," ungkapnya.

Selama Ramadhan, dirinya bisa memanen hingga tiga kali dan dikalkulasi bisa sekitar 1.500 buah untuk lahan garapannya saja.

"Kalau rata-rata buah 2 kilogram, ya bisa tiga ton dari saya sendiri, penggarap di sini setengahnya tanam timun suri," ungkap Mahmud.

Mahmud menjelaskan bahwa tiga tahun kemarin, panen tidak sesuai harapan karena terkena cendawan, semacam parasit tumbuhan atau jamur.

"Di sini sebutnya cacar, kalau pohon kena penyakit ini bisa busuk, karena sampai menyerang akar, juga ada hama wereng," tuturnya.

Sedangkan untuk mengantisipasi itu, dirinya mengecek satu per satu tanamannya, dan jika ada yang terjangkit langsung dipotong atau dicabut, agar tidak menular ke tanaman lainnya.

"Kalau perawatan, saya biasa pakai pupuk kandang, insektisida dan membersihkan rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar timun suri saja," tuturnya.

HargaJual
Perbuah timun suri dihargai Mahmud Rp 6 ribu sampai Rp. 8ribu untuk partai besar itu juga tergantung besar dan beratnya timun suri tersebut.

"Kalau yang datang ke tempat langsung atau beli hanya dua atau tiga buah saja, harganya saya samakan dengan penjual di jalan atau toko, jangan sampai harga dia kebanting sama kita," terang Mahmud.

Namun, dirinya mengatakan, rata-rata petani timun suri di sana sudah ada tengkulak masing-masing yang akan memborong hasil panennya.

"Kalau tengkulak, seadanya timun kita diangkat semua, bisa 500 buah, nanti dia yang mengisi ke toko-toko buah. Kalau diketeng (jual satuan atau beberapa buah) kita jarang, apalagi yang hanya ambil 100 buah, biasanya kita tidak enak sama tengkulaknya yang sudah pasti akan memborong timun surinya," kata bapak tiga anak ini

Harga dari tengkulak, lanjur Mahmud, tergantung dari harga pasar. Namun, dirinya berharap harga harga jual di tahun ini bisa bagus dan sesuai dengan jerih payah Mahmud membudidaya timun suri.

"Karena harga beli dari tengkulak juga mengikuti harga pasar," tutupnya. 

 

ADVERTISEMENT

Reporter: Angga Pahlevi
Editor: Idham Kurniawan
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT