JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polda Metro Jaya siap memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perusahaan leasing, khususnya dibagian penagihan atau jasa debt collector.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen M Fadil Imran saat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk 'Debt Collector Tanpa Tindakan Premanisme', Senin (6/3/2023).
"Mungkin bisa kita kerja samakan dengan Polda Metro Jaya dalam bentuk pelatihan dan pendidikan terhadap perusahaan tersebut dan karyawannya, karyawan bagian penagihan," ujarnya kepada awak media.
Usulan tersebut dilontarkan agar pelaksanaan penagihan hutang yang dilakukan terhadap debitur sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan.
Fadil menyebut, proses penagihan yang dilakukan pihak kreditur kepada debitur harus dilakukan tanpa adanya perbuatan melanggar hukum, salah satunya dengan cara merampas motor ditengah jalan.
"Tidak boleh lagi ada cara-cara penagihan yang bertentangan dengan hukum, apapun bentuknya, pengancaman, perampasan di tengah jalan. Ini tidak boleh lagi terjadi," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran murka mengetahui ada anggotanya yang dimaki-maki debt collector. Aksi tersebut terjadi kala debt collector mau menarik mobil selebgram Clara Shinta.
Belakangan aksi penarikan mobil hingga debt collector memaki-maki polisi menjadi viral dan turut menjadi perhatian Kapolda Metro.
Di rapat evaluasi yang diposting ke akun Instagram, Kapolda nampak murka saat tahu ada anggotanya dimaki-maki oleh debt collector.
"Saya lihat ini preman sudah mulai agak merajalela di Jakarta ini. Sampai tadi malam saya tidur jam 3, darah saya mendidih itu saya lihat anggota dimaki-maki itu," kata Fadil Imran seperti dikutip Poskota, Rabu (22/2/2023).
Sekadar diketahui insiden debt collector memaki-maki polisi terjadi saat adanya upaya penarikan mobil milik selebgram Clara Shinta. Peristiwa itu berlangsung di sebuah apartemen di Tebet, Jaksel, Rabu (8/2/2023) lalu.
Ketika itu, Clara meminta agar debt collector tunggu sejam ketika mobilnya hendak ditarik paksa. Clara Shinta bilang, dia mau tunggu keluarga datang dulu.
"Akhirnya polisinya bilang, sudah kita tengahin di Polres. Debt collectornya enggak mau ke Polres, makanya bentak-bentak polisi itu," kata Clara Shinta.
Clara Shinta sendiri tak tahu lalau ternyata BPKB mobilnya sudah digadaikan. Padahal, mobil itu dia beli cash di 2021 ketika masih bersuami. BPKB tersebut kemudian dititipkan ke suaminya, dan malah berujung digadaikan. (Pandi)