JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kekerasan yang dilakukan anak pejabat Ditjen Pajak, Mario Dandy Satrio kepada anak pengurus GP Ansor, David menjadi sorotan banyak pihak.
Terlebih dalam kasus ini korban David masih dibawah umur.
Peristiwa penganiayaan tersebut tersorot publik karena aksi yang dilakukan Mario yang kini menjadi tersangka terbilang sadis.
Bahkan saat penganiayaan berlangsung direkam menggunakan kamera ponsel.
Psikolog Muhammad Iqbal mengatakan fenomena kekerasan yang dilakukan remaja terjadi karena banyak faktor.
Salah satu faktornya yakni masalah kematangan emosi.
"Pola asuh yang dimanja dengan berbagai fasilitas membentuk karakter yang semena-mena dan tidak matang," ujarnya kepada poskota.co.id saat dikonfirmasi, Sabtu (25/2/2023).
Pengaruh lingkungan dan pergaulan juga menjadi salah satu faktor penyebab tersangka nekat berbuat keji.
Terlebih, di usia atau fase tersangka yang masih remaja, masih membutuhkan eksitensi dan pengakuan dari teman sebayanya.
"Sehingga perilaku merekam bisa jadi bagian dari untuk mendapatkan pengakuan dari rekan sebaya," paparnya.
Selain itu pengaruh tontonan dan game kekerasan juga menjadi salah satu faktor melakukan tindak kekerasan.
Lanjut Iqbal, dalam hal ini dibutuhkan peran keluarga agar perilaku anak yang memasuki fase remaja dapat terkontrol dengan baik.
"Faktor kurang perhatian dan kehangatan keluarga membuat anak menyalurkan kekesalan dan kemarahannya dengan berkumpul dengan lingkungan luar yang berdampak buruk pada perilaku kekerasan," tandasnya.
Diketahui, Mario Dandy, anak Pejabat Ditjen Pajak ditetapkan tersangka usai menganiaya David, anak pengurus GP Ansor. Korban saat ini masih dalam keadaan kritis di Rumah Sakit.
Polisi juga telah menetapka satu tersangka yakni teman Mario Dandy.
Peristiwa penganiayaan sadis itu terjadi pada Senin (20/2/2023) sekitar pukul 20.30 WIB di Komplek Grand Permata Cluster Boulevard, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Dalam video viral yang beredar luas, Mario Dandy tega menganiaya David dengan cara ditendang. Mario tega menendang kepala David, padahal sudah terkapar tak berdaya. (Pandi)
.jpg)
