JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejak 1937 hingga 2022, hampir tiap tahun terjadi kecelakaan pesawat udara.
Sebenarnya, cikal bakal munculnya pesawat diawali dengan adanya balon udara.
Di 1782, Joseph dan Jacques Etienne untuk pertama kalinya berhasil menerbangkan balon udara hingga ketinggian 300 meter.
Namun kecelakaan penerbangan transportasi udara pertama terjadi pada 6 Mei 1937. Atau terkenal dengan Musibah Hindenburg.
Saat itu, sebuah zeppelin buatan Jerman terbakar begitu mendarat di New York, Amerika Serikat.
Dari 97 penumpang 35 jiwa dinyatakan meninggal dunia.
Dua kecelakaan terakhir terjadi pada tahun 2022. Pertama China Eastern Airlines di 21 Maret 2022.
Penerbangan 5735 dengan rute Kunming, ke Guangzhou jatuh di area pegunungan di Guangxi, China.
Pesawat tersebut membawa 123 penumpang dan 9 awak. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 132 orang tewas.
Selanjutnya, Korean Air Flight 631. Penerbangan dengan penumpang terjadwal dari Bandara Internasional Incheon dekat Seoul, Korea Selatan ke Bandara Internasional Mactan–Cebu di Metro Cebu, Filipina.
Korean Air KE 631 tergelincir di landasan pacu Mactan-Cebu, Filipina pada Minggu (23/10/2022) malam.
Tidak ada korban cidera yang dilaporkan saat pesawat berpenumpang 173 orang dan kru tersebut tergelincir.
Namun, rentang 92 tahun beroperasinya transportasi udara di dunia, publik menilai bahwa kecelakaan paling mengerikan menimpa Turkish Airlines 981.
Pesawat berpenumpang itu pintu kargonya copot beberapa menit setelah take-off pada 3 Maret 1974.
Pesawat dengan seri TK 981 yang membawa 335 penumpang dan 11 awak pesawat take-off dari Paris-Orly menunju London Heathrow.
Beberapa menit setelah take-off, pintu kargonya tiba-tiba copot yang membuat kabin kehilangan tekanan oksigen.
Akibatnya, enam penumpang terlempar dari pesawat. Jasad mereka ditemukan masih memakai sabuk pengaman di tempat duduk-masing-masing.
Copotnya pintu kargo tak hanya membuat kabin kehilangan tekanan oksigen, tapi juga merusak sistem-sistem hidraulik yang mengendalikan pesawatnya.
Alhasil, para pilot kehilangan kendali. Pesawat terus dan terus menukik sampai akhirnya menghantam perhutanan Ermonville dengan kecepatan 800 Km/jam.
Hancurnya pesawat secara berkeping-keping itu menghanguskan seluruh pohon-pohon di area sebesar 65.000 square meter.
Seluruh 346 orang di pesawat tewas seketika. Tak ada satu pun yang utuh dari pesawat maupun orangnya.
Yang mengerikan, tim SAR menemukan 20 ribu potongan tubuh.
Setelah dievakuasi, hanya 188 penumpang yang dapat diidentifikasi.
Dari kesaksian Tim SAR, mereka melihat banyak potongan tubuh berceceran. Ada yang tertusuk di atas pohon-pohon, tanah, hingga serpihan.
Bahkan, ada yang menemukan sepasang tangan dengan kondisi terkepal.