Ilustrasi Pemilu 2024. (ist)

Opini

Politik Angkat Aib Masa Lalu

Rabu 08 Feb 2023, 07:30 WIB

Oleh: Guruh Nara Persada, Wartawan Poskota

SUHU politik Indonesia kian memanasa seiring makin dekatnya perhelatan pesta demokrasi bertajuk Pemilihan Presiden (Pilpres) di tahun 2024.

Berbagai manuver dilakukan partai politik.

Mulai dari penjajakan koalisi hingga utak atik nama tokoh yang bakal mereka usung di ajang politik 5 tahunan ini.

Berbeda dengan pemilihan presiden pada 2019 silam, ambisi untuk merebut kursi orang nomor 1 di negeri ini tampak lebih terasa.

Hal ini wajar mengingat pemilihan presiden ini dipastikan tidak akan diikuti calon petahana yang dalam beberapa kali kontestasi selalu dapat dipastikan bakal dapat mempertahankan kursinya.

Artinya siapapun tokoh yang ingin merasakan duduk di tahta tertinggi pemerintahan memiliki peluang lebih besar dibanding sebelumnya.

Karenanya tidak heran bila beberapa tokoh yang kerap disebut-sebut sebagai salah satu kandidat potensial seperti kalap melakukan infansi politik dengan mencantel memanfaatkan kewenangannya sebagai pejabat negara.

Itu sah-sah saja dilakukan selama membawa kebaikan bagi kemaslahatan rakyat bangsa ini.

Namun di luar itu yang harus diwaspadai adalah praktik kampanye hitam atau black campain yang sudah mulai terasa belakangan ini.

Manuver dengan mengangkat aib seseorang tokoh yang digadang layak menempati nyamannya Istana Negara diprediksi bakal kian menjadi seiring berjalannya waktu.

Ucapan seorang tokoh di masa lalu kembali diangkat kepermukaan.

Tujuannya tentu saja, semata hanya ingin menurunkan integritas sang tokoh.

Hal ini bisa menjadi bencana.

Mengingat waktu yang masih cukup panjang membuat praktik tersebut berpotensi menciptakan perpecahan di tengah rakyat melalui polarisasi politik.

Seharusnya cukuplah sudah bangsa ini dikotak-kotakan dengan istilah cebong dan kampret pada edisi pemilihan presiden empat tahun lalu saat Prabowo Subianto bersaing dengan Jokowi.

Dan beruntung dengan kebesaran hati terlepas dari opini negatif politik yang berkembang, Prabowo Subianto mau bersatu dengan Jokowi dengan masuk ke dalam kabinet pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan RI.

Apa yang terjadi di masa lalu seharus barang tentu tak perlu lagi diperdebatkan.

Mengingat politik bersifat dinamis.

Perlu dilakukan saat ini adalah gagasan.

Bertarung lewat ide dan gagasan membangun negeri menjadi jauh lebih penting dibanding hanya membuka aib masa lalu.

Karena setiap kali pemilihan presiden, rakyat rindu akan sosok pemimpin yang cerdas yang mampu membawa solusi untuk penyelesaian berbagai masalah negeri.

Bukan hanya pencitraan tanpa ada pemikiran.

Akhir kata kita semua berharap semoga politik Indonesia semakin dewasa.

Sehingga mampu melahirkan pemimpin yang membawa kesejahteraan bangsa. Aamiin!. (*)

Tags:
SorotOpinipilpres 2024Politik di Indonesia

Administrator

Reporter

Administrator

Editor