ADVERTISEMENT

Terprovokasi Isu Penculikan Anak

Kamis, 2 Februari 2023 08:06 WIB

Share
Ilustrasi penculikan anak. (ist)
Ilustrasi penculikan anak. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Wartawan Poskota, Muhidin

 

Di Awal tahun 2023 publik atau lebih tepatnya emak-emak dibikin resah dengan sejumlah kasus penculikan anak yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

Fakta, antara lain kasus penculikan yang menimpa anak berinisial M di Jakarta Pusat. Dia menjadi korban penculikan, dan berhasil ditemukan di dalam gerobak di kawasan Pasar Cipadu, Tangerang Kota. Korban diajak memulung oleh pelaku.

Korban penculikan lain terjadi di Cilegon, Banten. Anak berumur 4 tahun berinisial F diculik dan disuruh untuk menjadi pengemis oleh pelaku. Korban berhasil ditemukan pada 25 Januari 2023.

Lalu, terjadi kasus penculikan dan pembunuhan anak di Makassar yang dilakukan oleh dua orang dewasa MF (18) dan AD (17). Pelaku tega membunuh MFS yang berumur 11 tahun.

 

Aksi sadis pelaku lantaran tergiur dengan situs jual beli organ tubuh manusia di luar negeri dalam website Yandex. Belum berhasil menjual organ tubuh, kedua pelaku diringkus aparat kepolisian.

Selanjutnya, bocah berusia 8 tahun di Semarang, Jawa Tengah, menjadi korban penculikan. Modusnya mengajak ngobrol ayah korban, lalu dibawa kabur pelaku. Pada 11 Januari 2023, korban berinisial WD ditemukan dalam kondisi lemas.

Usai kasus penculikan anak tersebut, ramai beredar isu penculikan anak dengan narasi yang menyeramkan dan menakutkan. Di antaranya beredar tangkapan layar berisi percakapan dan gambar yang menunjukkan jenazah anak kecil tewas tanpa organ tubuhnya di grup percakapan WhatsApp.

 

Dalam narasi tersebut disebutkan, bahwa korban adalah warga Depok. Dan korban lainnya tiga anak diambil organ jantung dan mata.

Tak kalah heboh juga, pesan berantai lainnya di berbagai grup WhatssApp meresahkan masyarakat. Dalam pesan tersebut menampilkan foto wajah pelaku penculikan yang berjumlah sembilan orang. 

Dalam narasinya, meminta foto kesembilan pelaku disebarkan ke grup RT, agar masyarakat mengenali wajah-wajah pelaku. Pihak berwajib memastikan bahwa kasus penculikan anak dan pembunuhan anak yang diserbar  di grup WhatsApp adalah hoaks.

Dalam hal ini, masyarakat memang harus lebih bijak dan dewasa, untuk tidak gegabah menyebarluaskan informasi yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat harus menyaring terlebih dahulu informasi yang didapatnya dari berbagai plaftorm media sosial.

Masyarakat juga jangan malas untuk bertanya kepada aparat kepolisian setempat di lingkungan masing-masing. Paling terdekat di tingkat Polsek di lingkungan masing-masing tempat tinggalnya. Karena jika main sebar tanpa melakukan check and re-check bisa menimbulkan keresahan di masyarakat. Dan, terpenting masyarakat jangan mudah terprovokasi sebelum menyaring informasi yang didapatnya.

Di sisi lain, isu penculikan anak membuat para orang tua semakin meningkatkan kewaspadaan. Pengawasan anak diperketat, dan untuk sementara tidak 'sibuk' dulu main hape. (***)

 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT