JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Wapres KH Ma'ruf Amin menegaskan apabila masalah stunting (kekerdilan anak) tidak ditangani segera, maka akan tumbuh generasi yang tidak sehat dan tidak memiliki daya saing.
"Pemerintah menjadikan stunting ini sebagai salah satu program prioritas karena ini menyangkut soal sumber daya manusia ke depan,” ungkap Wapres saat menerima audiensi Pengurus Kongres Wanita Indonesia (Kowani) dan Pita Putih Indonesia (PPI) di Kediaman Resmi Wapres, Jakarta, Selasa sore (03/01/2023).
Dalam pertemuan itu mengundang Wapres untuk menghadiri acara deklarasi Gerakan “Ibu Bangsa” dalam percepatan penurunan angka stunting di Indonesia.
“Karena itu, pemerintah memiliki target agar di tahun 2024 nanti angka stunting dapat menjadi 14 persen,” ujar Wapres.
Menurut Wapres, saat ini angka stunting masih sekitar 21,52% yang hanya menurun 2,9% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar 24,4%, sehingga untuk mencapai target 14% di tahun 2024 perlu ada upaya percepatan yang perlu didukung berbagai pihak, termasuk Kowani.
"Terutama langkah yang harus dilakukan adalah mengefektifkan peran daripada Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang ada di [tingkat] pusat, provinsi, dan [terutama] kabupaten/kota,” tuturnya.
Wapres pun mencontohkan, salah satu daerah yang dinilai berhasil menangani stunting dengan baik adalah Kabupaten Sumedang di Jawa Barat, yakni dengan cara menggerakkan posyandu.
“Kader posyandu di Kabupaten Sumedang bisa menghasilkan 9 ribu penggerak [penurunan stunting] yang pastinya didominasi perempuan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Wapres pun meminta Kowani dan PPI agar juga mendorong munculnya para penggerak penurunan stunting di daerah-daerah untuk membantu memberikan edukasi kepada masyarakat terkait program intervensi spesifik dan intervensi sensitif dalam upaya penanganan stunting.
Wapres mengemukakan bahwa untuk menurunkan stunting, 30 persen bergantung kepada intervensi spesifik yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan.
"Sementara, 70 persen-nya bergantung kepada intervensi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk penurunan kecepatan stunting, seperti penyediaan sarana air bersih dan sanitasi," papar Wapres
"Jadi program (pencegahan stunting) itu bukan sejak 1000 hari pertama kehidupan anak, tetapi sejak pra nikah harus sudah diedukasi, sehingga saat hamil seorang Ibu sudah punya pemahaman tentang bagaimana menjaga anaknya,” pungkas Wapres.
Hadir bersama Ketua Umum Kowani dalam audinesi ini, Ketua Kowani Susianah Affandi, Sekretaris Jenderal Kowani Titien Esmi Prihastuti, Kepala Bidang Sosial, Kesehatan, dan Kesejahteraan Keluarga (Soskeskel) Kowani Khalilah, Ketua III PPI Attas Hendartini Habsjah, serta Bendahara PPI Magdalena Mandey.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi. (johara)