JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Terduga pelaku penculikan bocah berusia 6 tahun bernama Malika Anastasya di Gunung Sahari, Jakpus, ternyata sempat menjual gerobak.
Pelaku menjual gerobak itu dengan alasan untuk membeli seragam.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin mengatakan, hal tersebut terungkap setelah penyidik melakukan rangkaian penyelidikan.
Pelaku ternyata menjual gerobak di Pasar Poncol, Jakarta Pusat.
Gerobak itu dijual seharga Rp400 ribu oleh terduga pelaku kepada pembeli di Pasar Poncol sebelum menculik dan membawa kabur bocah berusia 6 tahun itu.
"Iya betul (jual gerobak), itu sebelum penculikan. Kalau dari pengakuan pembeli pagi hari dia (jualnya). Jadi sebelum kejadian dia sempat menjual gerobak seharga Rp400 ribu," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (28/12/2022).
Dijelaskan Komarudin, menurut pengakuan pembeli, dirinya sempat menanyakan kepada pelaku untuk apa menjual gerobak.
Terduga pelaku bilang uang itu untuk membeli seragam.
"Kalau pengakuan terduga tersangka sih katanya, kan sempet ditanya sama si penjual kenapa jual gerobak, katanya buat beli seragam. Bahasanya cuma beli seragam aja," paparnya.
Sampai saat ini, kata Komarudin, pihaknya tengah fokus mengidentifikasi terduga pelaku penculikan yang diketahui berprofesi sebagai pemulungan tersebut.
Ada kendala yang ditemukan penyidik, salah satunya terkait identitas terduga pelaku.
Sebab dari hasil penyelidikan, terduga pelaku mempunyai dua nama berbeda.
"Kalau menurut keterangan keluarga korban atas nama Yudi. Tapi dari beberapa saksi yang kita mintai keterangan kalau yang biasa menggunakan gerobak itu namanya Herman," tutur Komarudin
"Kita masih mengidentifikasi pelaku ya, karena untuk mengugkap siapa orang tersebut ini kan butuh kepastian, artinya kita melakukan penangkapan seseorang kita butuh identitas si A si B si C, siapa dia," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, bocah perempuan berusia sekitar 6 tahun bernama Malika Anastasya menjadi korban penculikan di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Korban diculik oleh pelaku dengan cara dibawa menggunakan bajaj.
Peristiwa penculikan itu terekam kamera pengawas dan viral media sosial.
Dalam video nampak pria yang mengenakan pakaian dan topi berwarna hitam mendekati korban.
Kemudian pelaku memegang tangan korban dan memasukkannya ke dalam bajaj.
Setelah bocah yang mengenakan pakaian putih itu masuk ke dalam bajaj, pelaku segera bergegas mengemudikan bajaj tersebut.
Peristiwa penculikan tersebut terjadi pada 7 Desember 2022 lalu.
Orangtua korban kemudian melaporkan kejadian itu ke polisi pada 9 Desember 2022 atau dua hari setelah kejadian.
Orang tua korban, Tunggal mengatakan saat kejadian pelaku yang berprofesi sebagai pemulung tersebut awalnya hendak ngopi di kios miliknya itu.
"Nanya sama dia (kakak korban) ibu masak beras atau enggak, terus kata kakaknya gak punya beras," ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Pelaku kemudian pergi untuk membeli beras.
Setelah beli beras pelaku kembali ke kios dan mengatakan mau beli ayam.
"Setelah beli ayam fried chicken si anak itu (anak saya) ngikutin dari belakang. Terus sampai fried chicken dia nyetopin bajaj, nah lanjut dia naik bajaj," jelasnya.
Menurut Tunggal, pelaku yang berprofesi sebagai pemulung itu kerap datang ke kios.
Pelaku dianggap sudah cukup dekat dengan anak-anak di sana, bahkan kerap memberikan uang jajan. (pandi)