“Tentu kita selalu mewaspadai adanya pelemahan-pelemahan kinerja ekonomi secara global tadi. Nah memang inflasi menagable sekitar tiga persen dan lain-lain, jadi pada saat yang sama ada kenaikan harga komoditas, kemudian inflasi di provinsi ini juga tidak terlalu tinggi sehingga apa permintaan terhadap produk dan jasa dalam artian daya beli masyarakat lokal juga terjaga dengan baik saya kira itu antara lain penyebabnya,” tuntas Rosdiana.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memuji Provinsi Maluku Utara menjadi satu-satunya provinsi yang tertinggi di dunia.
"Maluku Utara, hati-hati, karena pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara 27 persen. Tertinggi di dunia, tidak ada di dunia mana pun pertumbuhan ekonomi sampai 27 persen," ucap Jokowi.
Mantan Walikota Solo itu bahagia setelah melihat langsung kondisi pasar di Ternate, terlebih tingkat inflasi di Maluku Utara juga masih lebih rendah dari rata-rata nasional, 3,2 persen.
Efeknya, Jokowi menemukan laporan, bahwa masyarakat di Maluku Utara saat ini jadi yang paling bahagia di Tanah Air.
"Dan, survey yang saya terima di seluruh provinsi masyarakat mana yang paling bahagia, ya Maluku Utara. (Pertumbuhan ekonomi) 27 persen itu bahagia penduduknya," ungkapnya.
Tetapi, Jokowi mengingatkan agar pemerintah daerah dan pelaku usaha di Maluku Utara tidak terlena dengan capaian besar tersebut.
"Supaya yang benar itu terus dipertahankan, ditingkatkan. Kalau saya puji-puji bisa kesenangan lupa, melorot jadi 5 persen. Hati-hati, 27 persen tidak ada di seluruh dunia punya pertumbuhan ekonomi setinggi itu," katanya.
"Pokoknya hati-hati saya sampaikan, mempertahankan itu lebih sulit, meningkatkan jauh lebih sulit. Saya peringatkan hati-hati," tandas Jokowi.(*)