Sepekan ini, kita disuguhkan dua peristiwa besar yang sama-sama terjadi di Jawa Tengah.
Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) XVII. Acara anak muda dan kaya ini, dibuka oleh Presiden Jokowi pada Senin, 21 November 2022
Munas berlangsung panas. Bukan karena tak pakai AC, tapi karena gontok-gontokan antar peserta Munas. Bahkan, diwarnai kericuhan atau adu jotos. Hal tersebut diketahui dari video yang tersebar di media sosial. Sejumlah peserta terlibat adu jotos.
Situasi mulai tidak kondusif atau memanas setelah rapat pleno di Ballroom Hotel Alila Solo diskors sekitar pukul 23.30 WIB. Kemudian, berlanjut ke area luar munas, dan di arena luar itu terjadi senggol-senggolan. Saat itulah terjadi sedikit kesalahpahaman dan kericuhan. Hingga terjadi adu jotos.
Akibat adu jotos itu, seorang peserta Munas, MAA (40), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengalami luka-luka dan dibawa ke Rumah Sakit Dr Moewardi, Kota Solo.
Kondisi kontras terjadi di Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Kegiatan yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Jawa Tengah itu, berlangsung adem ayem. Padahal, agenda utamanya sangat krusial; Pemilihan ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Namun pemilihan berlangsung sangat cepat. Tak ada perdebatan ataupun silang pendapat. Kurang dari lima menit, tim formatur sepakat kembali memilih Haedar Nashir sebagai Ketua Umum, dan Abdul Muti sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, masa jabatan 2022-2027.
Sebelum penetapan ketua umum, Panitia Pemilihan (Panlih) Muktamar ke-48 Muhammadiyah melakukan penjaringan anggota formatur.
Setelah dilakukan e-voting dan penghitungan suara, ada 13 formatur PP Muhammadiyah yang terpilih. Mereka adalah Haedar Nashir, Abdul Mu'ti, Anwar Abbas, Busyro Muqoddas, Hilman Latief, Muhadjir Effendy, Syamsul Anwar, Agung Danarto, Saad Ibrahim, Syafiq A Mughni, Dadang Kahmad, Ahmad Dahlan Rais dan Irwan Akib.
Selanjutnya, tim formatur memilih satu di antara mereka untuk menjadi ketua umum. Nah, kurang dari lima menit, tim formatur telah menyepakati duet Haedar Nashir dan Abdul Muti sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah.
Dari dua peristiwa itu, kita bisa memilih dan memilah, mau pakai cara yang mana dalam memilih pemimpin. Beda pendapat boleh, tapi kepala tetap harus dingin. Demokrasi yang bagus, bukan karena makin keras perdebatan ataupun pertentangan.
Tak perlu berdebat, yang penting sepakat, itu juga sudah demokratis. (gusmif)