JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila sukses menyelenggarakan Seminar Internasional pada 9-10 November 2022 di Hotel Margo, Depok, Jawa Barat.
Seminar yang bertajuk 'Communication Inclusivity: Engaging Society and Digital' itu dihadiri delapan pembicara dari manca negara diantaranya Prof. Umaru A. Pate, Ph.D. (Nigeria), Prof. Bushra Hameedur Rahman (Pakistan), Prof. Jamal Eddine Naji (Morocco), Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, MA. (Indonesia), Prof. Dr. Adnan Hussein (Malaysia), Prof. Dr. Billy Sarwono, MA (Indonesia), Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, M. Si (Indonesia), Prof. Dr. Rudy Harjanto, M.Sn (Indonesia).
Para pembicara tersebut membawakan materi yang telah disiapkan dengan berbagai macam materi tentang komunikasi digital dalam memasuki era Society 5.0.
Para pembicara disambut hangat oleh peserta dan keluarga Mahasiswa Universitas Pancasila.
Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Edie Toet Hendranto, S.H., M.Si., FCBArb memberikan kata sambutannya dalam pembukaan International Communication Conference 2022 (ICC-UP) untuk perubahan teknologi digital di era baru.
"Hari ini, kita telah memasuki era baru perdaban manusia. Peradaban baru yang didorong oleh perkembangan teknologi digital. Akses informasi dan interaksi dunia digital mendorong tranformasi sosial. Bisa dibilang perkembangan teknologi digital telah mengubah struktur masyarakat menuju Society 5.0 yang telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia. Namun, kehadiran teknologi yang tidak merata berdampak pada tingkat pemanfaatan di berbagai lapisan dan sektor masyarakat," kata Prof. Dr. Edie Toet Hendranto, S.H., M.Si., FCBArb, dalam pidatonya menggunakan bahasa Inggris.
"Berbagai masalah dan peluang muncul seiring dengan tidak meratanya penggunaan teknologi digital di masyarakat. Disparitas penggunaan digital lebih sulit diatasi daripada masalah akses karena latar belakang pribadi, politik, sosial, budaya, dan ekonomi mempengaruhi luasnya kesenjangan. Karena ketidaksetaraan digital dan sosial saling terkait, perbedaan level dari inklusi digital memengaruhi seluruh sistem dari kesenjangan sosial," sambungnya.
Selain itu, ICC-UP 2022 bertujuan mengatasi masalah perkembangan inklusi digital di era Society 5.0 yang telah mengubah aspek kehidupan manusia dan menjawab tantangan perkembangan komunikasi digital dalam memasuki era 5.0.
Hal ini membutuhkan upaya kolaboratif dari akademisi dan professional.
Dr. Diana Anggraeni, MM.,M.I.Kom, Ketua Panitia ICC-UP dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila mengatakan bahwa peranan ICC dirancang untuk memberikan kontribusi ilmu komunikasi.
"Konferensi ini dirancang untuk memberikan kontribusi pada ilmu komunikasi, terutama komunikasi digital, untuk pertumbuhan, kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan mendekati Society 5.0,” kata Dr. Diana Anggraeni.
Selain itu, Dr. Diana mengatakan dari hasil konferensi ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pembuat kebijakan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat melalui teknologi komunikasi digital.
Diketahui, Seminar Internasional tersebut berjalan selama 2 hari.
Hari pertama berisikan pembukaan dan 3 sesi plenary, dan hari kedua berisikan 5 sesi parallel dan 1 sesi networking hour.
Selain itu, ICC-UP 2022 juga diikuti oleh 86 peserta yang mengikuti parallel sesi secara hybrid yakni luring dan daring. (m1/m2)