ADVERTISEMENT
Selasa, 1 November 2022 20:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penduduk desa selama bertahun-tahun memanfaatkan perpustakaan darurat ini menghasilkan warga yang sangat melek huruf dan sejumlah besar guru.
Tetapi perpustakaan itu sendiri juga dipersalahkan sebagai sumber kehancuran desa tersebut.
Pemerintah pada tahun 1950-an meminta para guru di sana berpartisipasi dalam gerakan pemberantasan buta huruf nasional. Hal ini praktis mengurangi sebagian besar penduduk desa itu.
Seperti banyak tempat miskin di kawasan tenggara Eropa, Makedonia Utara mengalami kemerosotan penduduk yang dipicu oleh populasi yang menua, tingkat kelahiran merosot dan migrasi massal yang membuat banyak desa di kawasan pedalaman itu kosong ditinggalkan warga.
Babino juga sangat terpukul oleh hal itu. Desa itu pernah dihuni lebih dari 800 warga. Kini penduduk tetap desa itu hanya tiga orang.
Anak-anak Stevo Stepanovski yang telah dewasa akhirnya pindah ke tempat lain. Sementara dia bertekad untuk bertahan di sana bersama buku-bukunya.
Dia menghabiskan waktu menyebarkan berita mengenai keberadaan perpustakaan tersebut dan menerima antara 3.000 hingga 3.500 pengunjung setiap tahun di sana.
Sebagian besar pengunjung berasal dari kota dan desa di dekatnya, atau dari luar negeri.
Dia menambahkan,"Kami mencatat pengunjung dari Brasil, Puerto Rico, Mesir, Maroko, juga negara-negara Eropa, negara-negara Balkan, dan Makedonia.”
Di antara mereka terdapat sejumlah peneliti dan cendekiawan sastra.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT