Sumpah Pemuda dan Sumpah Serapah di Medsos

Selasa 25 Okt 2022, 06:54 WIB
Bersatu, Bangkit dan Tumbuh! (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

Bersatu, Bangkit dan Tumbuh! (Kartunis/Sental-Sentil/Poskota.co.id)

SEJARAH selalu diubah oleh kaum muda. Perubahan politik memang selalu melibatkan anak muda. Mulai zaman perjuangan, Orde Lama, Orde Baru, hingga Orde Reformasi.

Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, merupakan titik balik yang mampu mengeskalasi perjuangan organisasi lokal menjadi skala nasional, sehingga perlawanan terhadap kolonialisme menjadi masif, lebih strategis, disertai kesadaran kolektif.

Sumpah Pemuda dengan menggunakan diksi sumpah menjadi menarik dikarenakan makna sumpah dapat diartikan pernyataan bersama yang melibatkan kekuatan spiritual atau Ketuhanan.

Diksi sumpah merupakan satu komitmen dengan tekad dan kokoh untuk kelak akan dilaksanakan sesuai dengan sumpahnya. Demikian sakral arti sumpah. 

Karena itu, Maha Patih Gajah Mada pun pernah bersumpah sebagai wadah komitmennya untuk tidak akan makan buah palapa jika belum berhasil mempersatukan nusantara. 

Di era milineal ini banyak sumpah bertebaran di media sosial (medsos). Namun sumpah bukan untuk menyatukan, melainkan semakin memecah belah.

Narasi-narasi berisi fitnah, propaganda, hoaks, adu domba, bertebaran di dunia maya. Aktornya sebenarnya itu-itu saja. Tapi entah mengapa mereka bisa tetap eksis, tanpa tersentuh penegak hukum. Mereka seperti kebal hukum.

Menjelang tahun politik, perpecahan semakin nyata di depan mata. Perang opini tak bertanggung jawab. Menyudutkan lawan politik dengan narasi-narasi yang memecah belah.

Mengagungkan suku, agama dan golongannya sendiri. Melabeli lawan politik dengan sebutan intoleran, anti NKRI, kadrun, non-pribumi, politik identitas dan lain sebagainya. Mereka lupa, justru dirinyalah yang intoleran dan memainkan politik identitas.

Apakah pemuda model begini yang akan diamanahi memimpin negeri ini? Apa yang telah mereka berikan untuk bangsa dan negara ini? Mungkin yang terjadi, sudah berapa banyak yang negara berikan untuk mereka? Para BuzzeRp.

Di tangan mereka, makna sumpah yang suci dan sakral, berubah menjadi sumpah serapah: Bangsat, kau BuzzeRp. Kau ini membela NKRI atau membela oligarki?

Berita Terkait

News Update