ADVERTISEMENT

Hidup Sak Madyo, Gaya Hidup Sederhana

Selasa, 25 Oktober 2022 06:18 WIB

Share
motor gede, disoroti sebagai gaya hidup mewah. (Foto:pixabay)
motor gede, disoroti sebagai gaya hidup mewah. (Foto:pixabay)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: Joko Lestari, wartawan Poskota

MENINGGALKAN gaya hidup mewah, hedonis, kemudian gantikan dengan pola hidup sederhana belakangan kian banyak diperbincangkan. Lebih-lebih setelah Presiden Jokowi memberi arahan langsung di Istana Negara, Jakarta, kepada seluruh pejabat di jajaran Polri untuk menyetop gaya hidup mewah dan memiliki kepekaan mengenai kondisi ekonomi saat ini.

Menyusul arahan Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kembali meminta jajarannya meninggalkan gaya hidup mewah, termasuk tidak memakai mobil mahal atau motor gede agar tidak terkesan memamerkan kekayaan. Sesuaikan kendaraan yang dipakai dengan pemimpin daerah setingkat, kata Jenderal Listyo seperti dikutip dari Instagram resminya @Listyosigitprabowo, Senin (24/10/2022).

Meninggalkan gaya hidup mewah menjadi lebih sederhana memang sulit, apalagi jika sudah terbiasa dengan kemewahan  karena berasal dari keluarga mampu. Tetapi sesulit apapun, tekad bulat untuk mengubah gaya hidup dari mewah menjadi sederhana harus dilakukan, di tengah dunia sedang tidak baik- baik, penuh ketidakpastian, diliputi awan gelap.

Di tengah ancaman krisis pangan, energi dan keuangan, tidaklah pantas jika seorang elite, pejabat, pemimpin ataupun komandan mempertontonkan kemewahan.

Gaya hedonis, di tengah masyarakat yang semakin sulit, tak ubahnya pamer kekayaan di tengah kemelaratan. Pertanda kurang memiliki ‘sense of crisis,” tak adanya kepedulian sosial yang menjadi jati diri bangsa Indonesia sebagaimana terurai dalam butir – butir pengamalan sila kelima Pancasila, yakni tidak bersifat boros dan tidak bergaya hidup mewah.

Yang hendak kami sampaikan adalah pola hidup sederhana saat ini semakin dibutuhkan oleh setiap anak negeri, dengan keteladanan para pemimpinnya di institusi manapun, level apapun, kapanpun dan di mana pun.

Agama apapun mengajarakan agar pemeluknya hidup sederhana, bukan riya, bukan pula mengada – ada atau mengada- adakan secara berlebihan.

Hidup sederhana, dalam filosofi Jawa dikenal dengan “Urip sak madyo”

Patut diingat, hidup sak madyo bukan berarti hidup miskin ( tidak berharta benda). Tetapi bagaimana menata diri agar hidupnya tidak berlebihan. Dapat membatasi diri dengan perbuatan semestinya, bukan yang tidak semestinya. Bukan ngoyo, bukan pula neko - neko.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT