JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan sejumlah stakeholder di sektor energi tengah bersiap untuk menuju net zero emission (NZE) dengan Menyusun peta jalan (roadmap). Diharapkan, target di tahun 2060 emisi gas rumah kaca pun dapat diturunkan menjadi net zero.
Hal itu, sebagaimana diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ida Nuryatin Finahari, dalam Tempo Energy Day sesi I bertajuk Roadmap Transisi Energi Menuju NZE 2060, pada Rabu, 19 Oktober 2022.
Dalam roadmap, Kementerian ESDM menargetkan menurunkan emisi sekitar 232,2 juta ton karbondioksida atau CO2 pada 2025. Untuk tahap ini, Kementerian di antaranya melakukan pengembangan energi baru terbarukan (EBT), memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya, dan pembangkit listrik tenaga biomassa berskala kecil.
Penerapan pembangkit listrik ini diteruskan hingga 2030 sehingga dapat menurunkan emisi sekitar 327,9 juta ton CO2.
Peta jalan pemerintah dilanjutkan melalui green hydrogen dari pembangkit pada 2035 untuk mencapai target menurunkan emisi sekitar 388 juta ton CO2. Untuk mencapainya, pemerintah berkomitmen untuk melakukan energy storage system secara masif pada 2034.
“Kami juga akan memaksimalkan sepasang pembangkit listrik panas bumi sekitar 11 gigawatt pada 2035,” kata Ida.
Target penurunan emisi ini terus meningkat berturut-turut sebanyak 629,4 juta ton CO2 pada 2040 melalui pengadaan nuklir untuk ketenagalistrikan. Kemudian sebanyak 1.043 juta ton CO2 pada 2050, dan 1.789 juta ton CO2 pada 2060, “di mana emisi di sektor ketenagalistrikan akan mencapai nol.”
Untuk mencapai target-target ini, seluruh pemangku kepentingan sektor energi ikut berperan mendukung program pemerintah menuju NZE. PLN contohnya, memulai dengan pemetaan pembangkit-pembangkit listrik menjadi tiga scope.
“Berdasarkan pemetaan ini, kami membangun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-2030 yang merupakan RUPTL terhijau,” kata Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi. Dia menambahkan PLN harus memenuhi target yang semula 29 persen kini menjadi 31,9 persen.
Evy juga menjelaskan sektor tenaga listrik akan menyumbang satu miliar ton CO2 pada 2060. Namun, PLN berkomitmen menurunkan sebesar 98 juta ton emisi pada 2030.
Selain itu, kata dia, dalam kondisi oversupply, PLN akan berfokus pada sektor transportasi dengan mengurangi total emisi melalui kendaraan listrik.
Selain PLN, Pertamina terus berupaya untuk mendukung pemerintah mencapai target NZE di 2060. “Dari sisi pelayanan, kami tingkatkan kualitas produk energi agar lebih efisien digunakan masyarakat sehingga lebih ramah lingkungan,” kata Vice President Pertamina Energy Institute PT Pertamina (Persero), Hery Haerudin.
Dari sisi internal, Pertamina juga akan melakukan tahapan pengembangan desain rendah karbon dan penangkapan karbon. Hery tak menampik hingga 2035-2038 proyek berbasis energi fosil masih berlanjut.
“Tetap kami sediakan khususnya untuk sektor yang berkaitan dengan ekonomi yaitu industri dan logistik,” tuturnya.
Bahan bakar untuk pesawat terbang, contohnya, masih harus dipenuhi dari energi fosil hingga 20 tahun mendatang. “Namun kami lakukan improvement kualitas dan diversifikasi produk dengan teknologi low carbon,” kata Hery. (toga)