BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Polres Metro Bekasi buka suara terkait sejumlah bapak-bapak atau pria paruh baya diduga jadi korban pencabulan seorang guru suci di Cikarang.
Sebelumnya SA (61) dan SU (60), melapor bersama seorang pria paruh baya lainnya, CS (59), yang juga melaporkan ND dalam kasus penipuan.
Kasatreskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Aris Timang pun merespon, bila terlapor dikatakannya bukanlah seorang dukun.
"Pertama yang melaporkan ini kedatangan empat orang dan kemarin laporan lagi. Tidak dikatakan dukun, hanya dikatakan pengajian. Ini berita ini saya sampaikan supaya tidak simpang siur," ujar AKBP Aris Timang, Kamis (20/10/2022).
Para korban awalnya tergiur akan mendapatkan keberkahan usai mengikuti serangkaian prosesi dari pengajian yang dilakukan terlapor.
Dari situ, korban yang datang, untuk dipersilakan naik ke lantai tiga atas kediamannya.
"Setelah naik ke lantai tiga disuruh baring, di situ dia berbaring, korbannya disuruh buka baju. Dia sendiri yang buka baju (korban)," ungkapnya.
Menurut pengakuan korban, prosesi membuka baju tersebut dilakukan sebagai upaya pembersihan jiwa.
"(Kata pelaku) 'memang harus begini, supaya dibersihkan," lanjut Aris.
Lebih lanjut, para korban meski yang mengalami peristiwa tersebut, masih kerap datang beberapa kali, hingga akhirnya membuat laporan ke pihak berwajib.
Korban yang dikatakan Aris membayarkan sejumlah uang untuk mengikuti pengajian tersebut, akhirnya sadar, bila ritual itu tak berdampak pada dirinya.
"Ini baru sadar bahwa ini saya merasa ditipu. Kenapa? Dia sudah bayar. Saya kurang tahu berapa dibayar, bermacam macam," ucap AKBP Aris Timang.
"Alasan apa kamu mengikuti? Saya tanya ke dia, 'untuk mendapat berkat," lanjut AKBP Aris menjelaskan.
Kendati demikian, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa itu.
"Iya, tetap melakukan penyelidikan, saksi baru itu aja empat orang," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, salah satu korban yaitu SA (60) menceritakan, ia tertarik akan iming iming terlapor ND dapat menyelesaikan permasalahannya.
Hal ini terjadi pada 2021 lalu.
"Saya diajak teman, kirain benar tempat untuk berguru, di situ bukan pengajian, hanya mengkaji seperti menerangkan kayak dongeng," ujar SA, Jum'at (14/10/2022) lalu.
Ia pun mengikuti ritual dengan cara membuka baju hingga telanjang.
"Katanya ini untuk dibersihkan, banyak dosa-dosa, karena kita harus patuh ya kita ikuti," terangnya.
Dirinya yang beberapa kali datang ke pengajian, bila dihitung total telah mengeluarkan uang sebanyak Rp 10 juta.
"Ada persyaratan duit sama kurban. Kurbanya itu kambing tapi di hitung uang Rp 350.000 satu kurban. Bukan nyerahin kambing ya, jadi hitunganya kambing itu di hargai Rp 350.000 nah kita serahinya pake uang," ungkap SA.
Menyesal karena hal ini telah melenceng dari akidah dan menyimpang, ia bersama korban lainnya akhirnya mundur dari pengajian tersebut.
"Saya pengajian sudah 1 tahun dari bulan juli 2021 hingga juli 2022. Setelah itu saya baru berfikir, kok kenapa seperti ini, saya hanya di iming-imingin saja," pungkasnya.