ADVERTISEMENT

Terdapat 71 Kasus Ginjal Akut di Jakarta, Heru Pastikan Labkesda DKI Percepat Penanganan

Kamis, 20 Oktober 2022 16:09 WIB

Share
Penjabat Gubernur DKI Heru tinjau Labkesda untuk memastikan kesiapan antisipasi ginjal akut.(Foto: Aldi/Poskota)
Penjabat Gubernur DKI Heru tinjau Labkesda untuk memastikan kesiapan antisipasi ginjal akut.(Foto: Aldi/Poskota)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Guna memastikan percepatan penanganan kasus gangguan ginjal akut (Acute Kidney Injury) di DKI Jakarta, Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono meninjau Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Kamis (20/10/2022).

Dalam kunjungan tersebut, Heru didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Widyastuti dan Plt. Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Rizka Andalucia.

"Saya sudah berkeliling dan memastikan Labkesda DKI komplit (fasilitas). Ini juga bersama Bu Dirjen, Bu Kadis menyampaikan bahwa Labkesda ini merupakan tempat rujukan, pelatihan bagi Labkesda daerah lain agar sama standarnya," terang Heru, Kamis (20/10/2022).

Lebih lanjut, Heru menyatakan kesiapan Pemprov DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk meningkatkan kewaspadaan dan percepatan penanganan Gangguan Gagal Ginjal Akut Atipikal.

"Kita sudah punya alatnya, harapannya semua bisa diteliti dan penanganannya bisa dipercepat," kata Heru.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 19 Oktober 2022 mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak.

Surat Edaran tersebut berisi untuk tidak memberikan dan menjual obat atau vitamin apa pun dalam bentuk sirup baik untuk anak dan dewasa sampai ada pengumuman resmi lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan RI atau BPOM.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti menyampaikan langkah yang telah dilakukan untuk menindaklanjut SE tersebut.

"Kami telah mengumpulkan semua rumah sakit di DKI untuk melakukan sosialisasi dan edukasi sesuai SE yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga ada sensitifitas dan identifikasi sejak dini, apakah memang ada rumah sakit yang kasusnya belum terlaporkan. Jadi kami menyisir semua rumah sakit di seluruh DKI," terang Widyastuti.

Bersama Labkesda DKI Jakarta siap menjadi laboratorium pendamping pemeriksaan toksikologi dan ditetapkan Kementerian Kesehatan sebagai pelatihan bagi laboratorium-laboratorium di daerah lain di seluruh indonesia.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT