ADVERTISEMENT

Pengamat: Membangun Sepak Bola Harus Memahami Karakteristik Suporter

Rabu, 19 Oktober 2022 17:00 WIB

Share
Teriakan yel-yel suporter Indonesia menjelang pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia dan Qatar di Jakarta pada 11 Oktober 2011.
Teriakan yel-yel suporter Indonesia menjelang pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia dan Qatar di Jakarta pada 11 Oktober 2011.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

YOGYAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sejumlah klub sepak bola dengan basis massa kuat memiliki suporter dengan fanatisme luar biasa.

Hal ini diamini Pengamat Sepak Bola Hempri Suyatna.

“Bahkan banyak pemain asing atau lokal, memilih klub yang punya basis massa kuat, dan mereka suka bermain di Indonesia karena atmosfer suporter yang luar biasa,” ucapnya seperti dikutip dari VOA pada Oktober ini.

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) ini menyebutkan fanatisme suporter sepak bola Indonesia dalam skala lebih luas bahkan bisa dimanfaatkan sebagai sarana menguatkan nasionalisme.

Terkait peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang awal Oktober lalu, Hempri Suyatna menilai ada momentum yang bisa diberi perhatian terkait hubungan klub dan suporter.

“Momentum ini harus terus dijaga oleh PSSI, klub maupun kelompok suporter sendiri sehingga menjadi energi yang luar biasa bagi pengembangan industri sepakbola Indonesia,” ujarnya.

Klub dan suporter adalah satu kesatuan sehingga interaksi dan komunikasi keduanya menjadi penting.

“Ruang-ruang dialog dan komunikasi klub baik secara informal maupun formal perlu dibangun secara intens,” tambahnya.

Hempri Suyatna mengingatkan bahwa sepak bola adalah harga diri dan martabat daerah atau bangsa bagi suporter.

Membangun sepak bola harus dilakukan antara lain dengan memahami karakteristik suporter sepak bola itu sendiri sebagai bahan pola pengasuhan, penanganan, dan pengamanan.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT