LONDON, POSKOTA.CO.ID - Raja Charles III menolak tinggal di Istana Buckingham.
Hal ini sangat kontra dengan tradisi Kerajaan Inggris.
Alhasil, mantan suami Diana itu memilih meneruskan takhta Ratu Elizabeth II di Clarence House bersama Permaisuri Camilla.
Melansir dari New York Post, jarak antara Clarence House dan Istana Buckingham cukup dekat, sehingga bisa dijangkau dengan berjalan kaki.
Benarkah Raja Charles III Melawan Tradisi Inggris?
Meski melawan tradisi pemerintahan mendiang ibu kandungnya, tetapi simbol Royal Standard akan tetap berkibar di Istana Buckingham.
Sebagai informasi, Istana Buckingham saat ini masih dalam proses renovasi 10 tahun yang akan selesai pada 2027.
Tempat tersebut menjadi kediaman resmi setiap penguasa Inggris sejak tahun 1837.
Ratu Elizabeth II sendiri tinggal di sana hingga Maret 2020, sayangnya ketika pandemi ia harus pindah ke Kastil Windsor.
Mengutip dari Sunday Times, Raja Charles sangat nyaman di Clarence House, yang sebelumnya ditempati oleh Ibu Ratu.
"Saya tahu dia bukan penggemar 'rumah besar', begitu dia menyebut istana," kata salah satu sumber kerajaan.
Meski Raja Charles III tidak ingin Istana Buckingham menjadi kediaman pribadinya, seorang sumber kerajaan berujar kepada Sunday Times bahwa dia ingin membuatnya lebih terbuka untuk umum:
“Dia menyadari itu perlu terus berkembang, dan di era modern orang ingin dapat mengakses istana mereka. Dia menyukai itu dan melihatnya lebih sebagai tempat umum daripada ruang pribadi," tambahnya.
Rencana lain yang sedang dipertimbangkan adalah Istana Buckingham menjadi ruang pameran permanen, untuk menghormati rekor pemerintahan Ratu Elizabeth II.
Tak hanya Clarence House, Raja Charles III juga bisa menggunakan rumah lainnya, mulai dari Highgrove di Gloucestershire, Sandringham di Norfolk, dan Birkhall di perkebunan Balmoral.
(*)