Oleh: Novriadji Wibowo Wartawan Poskota
JELANG akhir masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria pada Senin 16 Oktober 2022 sejumlah wilayah Jakarta dilanda banjir dalam beberapa hari ini.
Meski Pemprov DKI Jakarta sudah berupaya dalam mencegah banjir dan genangan di berbagai wilayah ibukota ini.
Sebagai contoh program sumur resapan, normalisasi kali, grebek lumpur dan lainnya.
Ini upaya pencegahan banjir di wilayah rawan titik banjir di DKI Jakarta.
Namun masih ada sejumlah wilayah lokasi menjadi banjir dan langganan banjir.
Menurut data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta terdapat 25 kelurahan di DKI Jakarta menjadi rawan banjir.
Hal tersebut tertuang Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 13 tahun 2021 tentang rencana kontinjensi penanggulangan bencana banjir di DKI Jakarta pada tahun 2021.
Bahkan 25 kelurahan tersebut dikategorikan dalam skenario siaga darurat.
Wilayah yang kerap rawan banjri dimaksud di Jakarta Barat yakni Rawa Buaya, Tegal Alur, Kedoya Selatan, Kedoya Utara, Kembangan Utara. Untuk Jakarta Selatan yakni Cipete Utara, Petogogan, Cipulir Pondok Pinang Ulujami, Pondok Labu, Bangka, Pejaten Timur, Jatipadang.
Jakarta Timur, Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Cililitan, Cipinang Melayu, Kebon Pala, Makasar, Rambutan; Jakarta Utara; Pademangan Barat, Pluit, dan Rorotan.
Menanggapi fenomena banjir ini, Gubernur Anies Baswedan mengklaim penyebab banjir utama yang melanda di sejumlah kawasan Jakarta berasal dari luapan kali Ciliwung.
Calon Presiden 2024 ini mengklaim banjir surut dalam waktu enam jam.
Sedangkan Pj Gubernur DKI Jakarta terpilih Heru Budi Hartono akan melanjutkan program gubernur sebelumnya.
Menurut dia, saluran atau sungai yang tidak bisa dinormalisasi akan dibuat sistem polder rumah pompa atau kendaraan pompa bergerak pengendali banjir.
Heru menjelaskan secara rinci apa saja yang dilakukan untuk menangani banjir setelah dirinya dilantik nanti.
Masalah banjir dan genangan di DKI Jakarta selalu menjadi perhatian masyarakat. Gubernur DKI Jakarta sebelum-sebelumnya belum ada yang bisa mengatasi masalah banjir.
Penyebab banjir di DKI Jakarta memang rumit, jika hujan di pagi dan sore hari jam-jam berangkat dan pulang kerja saja akan berdampak kemacetan lalu lintas. Semoga masalah banjir dapat teratasi bersama bukan saling hujat-menghujat dan dipolitisasi.(**)