ADVERTISEMENT
Jumat, 7 Oktober 2022 20:51 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Peristiwa pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu, menelan sebanyak 131 korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Sementara diketahui sebanyak 33 anak jadi korban tewas di Tragedi Kanjuruhan. Hal itu disoroti aktivis sekaligus pegiat media sosial Nicho Silalahi.
Terkait hal tersebut, Nicho Silalahi menyinggung Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) yang diketuai oleh Seto Mulyadi alias Kak Seto, serta Komisi Nasional Perlindungan Anak yang diketuai Aris Merdeka Sirait.
Sebelumnya diketahui, Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mencatat ada 33 anak jadi korban tewas di Tragedi Kanjuruhan. Mayoritas para korban berstatus pelajar.
Dari total 33 anak yang meninggal, 8 diantaranya adalah perempuan dan 25 lainnya laki-laki. Data Dinkes itu dibeberkan oleh Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Nahar."Kami masih terus melengkapi datanya," ungkap Nahar kepada wartawan dikutip Jumat (7/10/2022).
Terkait Tragedi Kanjuruhan, Nicho Silalahi mempertanyakan langkah nyata dari Kak Seto dan LPAI, serta Komnas Perlindungan anak. Menurutnya lembaga itu terkesan bungkam terhadap anak-anak yang jadi korban Tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa Komnas Perlindungan Anak Diam Atas Tragedi Pembantain Ratusan Orang Termasuk Anak?2; di Kanjuruhan? Kemana Kak Seto dan Aris Merdeka Sirait dan Apa Statmen Mereka Atas Banyaknya Anak?2; Yang Dibantai Di Kanjuruhan?," tutur Nicho Silalahi melalui akun Twitter pribadi miliknya @Nicho_Silalahi, Jumat (7/10/2022).
Diketahui, Kak Seto dan LPAI pernah menyatakan membela anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang jadi tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT