MALANG, POSKOTA.CO.ID - Tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menimbulkan banyak spekulasi terkait siapa pihak yang menjadi pemicu dari terjadinya insiden di akhir pekan itu.
Beberapa pihak menyebut, bahwa tragedi tersebut dipicu dari tindakan sejumlah supporter yang menginvasi lapangan. Sehingga mengakibatkan aparat keamanan yang bertugas melakukan tindakan tegas terukur, dengan cara melontarkan gas air mata ke arah tribun selain dari memukul mundur para supporter yang ada di lapangan.
Namun, menurut salah seorang supporter Arema FC dengan nama akun @novanirza, beberapa supporter yang turun ke lapangan sebelum terjadinya tragedi berdarah, bukanlah untuk membuat kerusuhan melainkan berniat ingin memeluk pemain Arema FC yang masih berada di lapangan.
Menurutnya, Aremania yang ada di Stadion Kanjuruhan pada detik-detik sebelum terjadinya tragedi berdarah, tidaklah se-anarki yang disebutkan oleh banyak pihak.
Dia mengatakan, bahwa dirinya memang melihat ada 1-2 orang supporter yang masuk ke lapangan dengan niat ingin memeluk pemain Arema FC, dalam rangka memberikan semangat. Yang pada akhirnya membuat supporter lain di tribun belakang gawang turut mengikuti.
"Yang saya tahu, mereka masuk bukan untuk membuat rusuh, mereka masuk untuk ikut memeluk dan dekat dengan pemain yang saat itu masih berada di lapangan," kata akun Instagram @novanirza dalam unggahan Instastory-nya, dilihat Poskota.co.id Selasa (4/10/2022).
Selain untuk memeluk para pemain, lanjut dia, beberapa supporter yang masuk ke lapangan juga tidak ada niat untuk merusuh.
Mereka, ucap akun @novanirza, turun ke lapangan hanya untuk berswafoto dan memamerkan bendera-bendera yang mereka bawa.
"Sama sekali saya tidak melihat hal yang anarki dan mengancam di sini. Hingga tiba di mana terjadi pergesekan antara supporter dan pihak pengamanan," terangnya.
Menurut dia, ada salah seorang aparat keamanan yang masuk ke dalam kerumunan supporter yang pada saat itu tengah berada di lapangan, dan langsung bertindak represif.
"Yang saya lihat sendiri, salah seorang aparat masuk dalam kerumunan penonton di lapangan dan memukul supporter dengan double stick (yang biasa dipakai oleh Jet Lee), dan beberapa personel menyusul dengan tameng dan pentungannya," ungkapnya.
Akibat hal itu, tambah akun @novanirza, supporter yang berada di lapangan pun sontak berlarian mundur ke arah tribun guna menyelamatkan diri dari tindakan represif aparat keamanan.
"Bahkan ada supporter yang terpleset dan dipukuli (yang videonya sudah beredar di mana-mana)," imbuhnya.
Dari situ lah, kata dia, amarah Aremania yang lain pun tersulut lantaran melihat sejumlah rekannya direpresi oleh aparat keamanan yang berjaga.
"Tentu hal ini memicu amarah supporter yang awalnya masih anteng di tribun. Supporter pun masuk kembali ke lapangan untuk memukul mundur aparat," tutup dia.
Sebagai informasi, sebanyak ratusan orang tewas dalam insiden kerusuhan yang terjadi pasca laga derbi Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit. Dengan catatan terkini jumlah korban tewas mencapai sebanyak 130 orang.
Dugaan sementara, para korban terinjak-injak supporter lain, serta sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan. (Adam).