ADVERTISEMENT

Terungkap! Komnas HAM Sebut Invasi Aremania ke Lapangan untuk Beri Semangat Bukan buat Menyerang Pemain

Rabu, 5 Oktober 2022 16:36 WIB

Share
Anggota Komnas HAM, Choirul Anam. (Tangkapan layar YouTube Humas Komnas HAM RI)
Anggota Komnas HAM, Choirul Anam. (Tangkapan layar YouTube Humas Komnas HAM RI)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komnas HAM membeberkan hasil penyelidikan Tragedi Kanjuruhan, khususnya terkait dengan kontruksi kronologi sebelum tragedi berdarah itu merenggut ratusan nyawa tak berdosa para penonton bola.

Anggota Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, setelah melakukan pendalaman langsung dengan cara meminta keterangan dari sejumlah pihak mulai dari Aremania hingga pemain Arema FC, ditemukan bahwa invasi yang dilakukan oleh supporter tidak ada keterkaitan dengan maksud ingin menyerang pemain di lapangan.

"Jadi kan selama ini ada beberapa, di awal-awal dikembangkan bahwa kericuhan atau kekerasan terjadi ketika supporter merangsek ke lapangan. Yang kita telusuri, ke tengah lapangan terus dikatakan bahwa itu mau menyerang pemain. Kami telusuri itu. Jadi kami dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Jadi mereka merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain," kata Anam dalam video keterangannya, dikutip Rabu (5/10/2022).

Anam menjelaskan, pengakuan Aremania tersebut juga semakin diperkuat dengan pernyataan pemain Arema FC, yang pada saat itu menjadi pemain terakhir yang meninggalkan lapangan.

"Kami kroscek ke para supporternya bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah. Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain, terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan. Jadi dia menyampaikan terus juga menunjukkan video yang diambil oleh orang lain," ujarnya.

"Ini saya Mas, ketika saya dirangkul oleh supporter, kami pelukan dan ada satu komunikasi bahwa ini satu jiwa, ayo jangan menyerah, jangan menyerah. Jadi tidak ada pemain yang luka," sambung Anam.

Dengan demikian, jelas Anam, informasi yang menyebutkan invasi supporter bertujuan untuk menyerang pemain adalah informasi yang cukup keliru.

"Jadi dinamika ini jadi penting. Kami sedang menelusuri secara mendalam karena ada konstrain waktu, sekian menit itu, di lapangan, itu sebenarnya cukup terkendali kondisinya kalau kita lihat video, informasi keterangan dari supporter, dari perangkat pertandingan, termasuk dari pemain, itu sebenarnya sekian menit itu kondisi lapangan terkendali. Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh," paparnya.

Dia menambahkan, dari keterangan yang didapat dari hasil penelusurannya di Malang, disebutkan pula bahwa kericuhan yang terjadi dipicu akibat adanya gas air mata yang dilontarkan ke arah tribun penonton.

"Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya. Sehingga ada terkonsentrasi di sana, di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," tambahnya.

Sebelumnya, salah seorang supporter Arema FC dengan nama akun @novanirza, beberapa supporter yang turun ke lapangan sebelum terjadinya tragedi berdarah, bukanlah untuk membuat kerusuhan melainkan berniat ingin memeluk pemain Arema FC yang masih berada di lapangan.

Menurutnya, Aremania yang ada di Stadion Kanjuruhan pada detik-detik sebelum terjadinya tragedi berdarah, tidaklah se-anarki yang disebutkan oleh banyak pihak.

Dia mengatakan, bahwa dirinya memang melihat ada 1-2 orang supporter yang masuk ke lapangan dengan niat ingin memeluk pemain Arema FC, dalam rangka memberikan semangat.

Yang pada akhirnya membuat supporter lain di tribun belakang gawang turut mengikuti.

"Yang saya tahu, mereka masuk bukan untuk membuat rusuh, mereka masuk untuk ikut memeluk dan dekat dengan pemain yang saat itu masih berada di lapangan," kata akun Instagram @novanirza dalam unggahan Instastory-nya, dilihat Poskota.co.id Selasa (4/10/2022).

Selain untuk memeluk para pemain, lanjut dia, beberapa supporter yang masuk ke lapangan juga tidak ada niat untuk merusuh.

Mereka, ucap akun @novanirza, turun ke lapangan hanya untuk berswafoto dan memamerkan bendera-bendera yang mereka bawa.

"Sama sekali saya tidak melihat hal yang anarki dan mengancam di sini. Hingga tiba di mana terjadi pergesekan antara supporter dan pihak pengamanan," terangnya.

Menurut dia, ada salah seorang aparat keamanan yang masuk ke dalam kerumunan supporter yang pada saat itu tengah berada di lapangan, dan langsung bertindak represif.

"Yang saya lihat sendiri, salah seorang aparat masuk dalam kerumunan penonton di lapangan dan memukul supporter dengan double stick (yang biasa dipakai oleh Jet Lee), dan beberapa personel menyusul dengan tameng dan pentungannya," ungkapnya.

Akibat hal itu, tambah akun @novanirza, supporter yang berada di lapangan pun sontak berlarian mundur ke arah tribun guna menyelamatkan diri dari tindakan represif aparat keamanan.

"Bahkan ada supporter yang terpleset dan dipukuli (yang videonya sudah beredar di mana-mana)," imbuhnya.

Dari situ lah, kata dia, amarah Aremania yang lain pun tersulut lantaran melihat sejumlah rekannya direpresi oleh aparat keamanan yang berjaga.

"Tentu hal ini memicu amarah supporter yang awalnya masih anteng di tribun. Supporter pun masuk kembali ke lapangan untuk memukul mundur aparat," ucapnya.

Sebagai informasi, sebanyak ratusan orang tewas dalam insiden kerusuhan yang terjadi pasca laga derbi Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

Polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit. Dengan catatan terkini jumlah korban tewas mencapai sebanyak 130 orang.

Dugaan sementara, para korban terinjak-injak supporter lain, serta sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan. (adam)

ADVERTISEMENT

Reporter: Andi Adam Faturahman
Editor: Sumiyati
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT