ADVERTISEMENT

Tragedi Kanjuruhan, Aremania: Supporter Turun untuk Peluk Pemain Bukan Merusuh

Rabu, 5 Oktober 2022 08:48 WIB

Share
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Ist)
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MALANG,  POSKOTA.CO.ID -  Tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang menimbulkan banyak spekulasi terkait siapa pihak yang menjadi pemicu dari terjadinya insiden di akhir pekan itu.

Beberapa pihak menyebut, bahwa tragedi tersebut dipicu dari tindakan sejumlah supporter yang menginvasi lapangan. Sehingga mengakibatkan aparat keamanan yang bertugas melakukan tindakan tegas terukur, dengan cara melontarkan gas air mata ke arah tribun selain dari memukul mundur para supporter yang ada di lapangan.

Namun, menurut salah seorang supporter Arema FC dengan nama akun @novanirza, beberapa supporter yang turun ke lapangan sebelum terjadinya tragedi berdarah, bukanlah untuk membuat kerusuhan melainkan berniat ingin memeluk pemain Arema FC yang masih berada di lapangan.

Menurutnya, Aremania yang ada di Stadion Kanjuruhan pada detik-detik sebelum terjadinya tragedi berdarah, tidaklah se-anarki yang disebutkan oleh banyak pihak.

Dia mengatakan, bahwa dirinya memang melihat ada 1-2 orang supporter yang masuk ke lapangan dengan niat ingin memeluk pemain Arema FC, dalam rangka memberikan semangat. Yang pada akhirnya membuat supporter lain di tribun belakang gawang turut mengikuti.

"Yang saya tahu, mereka masuk bukan untuk membuat rusuh, mereka masuk untuk ikut memeluk dan dekat dengan pemain yang saat itu masih berada di lapangan," kata akun Instagram @novanirza dalam unggahan Instastory-nya, dilihat Poskota.co.id Selasa (4/10/2022).

Selain untuk memeluk para pemain, lanjut dia, beberapa supporter yang masuk ke lapangan juga tidak ada niat untuk merusuh.

Mereka, ucap akun @novanirza, turun ke lapangan hanya untuk berswafoto dan memamerkan bendera-bendera yang mereka bawa.

"Sama sekali saya tidak melihat hal yang anarki dan mengancam di sini. Hingga tiba di mana terjadi pergesekan antara supporter dan pihak pengamanan," terangnya.

Menurut dia, ada salah seorang aparat keamanan yang masuk ke dalam kerumunan supporter yang pada saat itu tengah berada di lapangan, dan langsung bertindak represif.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT