Mabes Polri Dalami Penggunaan Gas Air Mata saat Kericuhan Suporter Arema, 18 Polisi Diperiksa

Senin, 3 Oktober 2022 16:53 WIB

Share
Asap gas air mata tampak menyelimuti tribun penonton Stadion Kanjuruhan saat kericuhan suporter Arema. (foto: ist)
Asap gas air mata tampak menyelimuti tribun penonton Stadion Kanjuruhan saat kericuhan suporter Arema. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mabes Polri mendalami terkait penggunaan gas air mata di dalam stadion Kanjuruhan Malang saat kericuhan suporter Arema. 

Adapun dalam kericuhan suporter Arema di Stadion Kanjuruhan mengakibatkan ratusan nyawa melayang.

"(Penggunaan gas air mata) itu bagian daripada materi yang sedang didalami," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Malang, Jawa Timur, Senin 3 Oktober 2022.

Dedi menjelaskan, bahwa pihaknya juga bakal mendalami terkait standar operasional prosedur (SOP) dalam pengamanan di stadion. Termasuk soal eskalasi massa yang terjadi saat malam itu.

"Materi yang didalami tentunya eskalasi-eskalasi yang terjadi di lapangan dan sop tentunya didalami oleh tim," kata Dedi.

Seperti diketahui, supporter tim sepak bola Arema tewas sebanyak 125 orang usai laga antara Arema melawan Persebaya FC pada Sabtu 1 Oktober 2022, malam. 

Petugas kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan dan beberapa ditembakkan ke tribun penonton. Tembakan gas air mata tersebut disinyalir menjadi penyebab jatuhnya korban.

Sebelumnya, Polri lakukan pemeriksaan terhadap 18 personel polisi yang bertugas saat itu. Belasan personel polri itu bakal diperiksa oleh Inspektorat Khusus (Itsus) dan Divisi Propam Polri.

Sejumlah anggota polisi tersebut saat melakukan pengamanan disebut sebagai penanggungjawab atau pembawa senjata pelontar.

"Memeriksa anggota yang terlibat langsung dalam pengamanan sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 18 orang, anggota yang bertanggungjawab atau sebagai operator memegang senjata pelontar," ucap Dedi.

Halaman
Reporter: Zendy Pradana
Editor: Cahyono
Sumber: -
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar