Arema vs Persebaya Ricuh, Korban Meninggal Mencapai 60 Orang, Massa Terkepung Gas Air Matta, Rumah Sakit Tak Mampu Menampung
Minggu, 2 Oktober 2022 03:15 WIB
Share
Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, akibatkan 60 korban meninggal yang kebanyakan terkepung gas air mat. (foto: tangkapan layar/ist)Arema vs Persebaya Ricuh, Arema FC, Persebaya,

MALANG, POSKOTA.CO.ID - Tragedi sepakbola Indonesia. Laga sepakbola Arema vs Persebaya yang berakhir ricuh, telah membawa koirban jiwa mencapai puluhan orang meninggal.

Tragedi di Srtadion Kanjuruhan Malang ini ini langsung trending di twitter di bawah topik Kanjuruhan, juga Arema. Laga itu sendiri berakhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu Persebaya.

Presenter sepakbola di tv, Tio Nugroho mengunggah cuitan, ia menyatakan bahwa hingga pukul 01.00 korban meninggal mencapai 60 orang, Dan ini masih bisa bertambah.

Menurut Tio Nugroho, kapasitas rumah sakit tak mampu menampung, sehingga kurang penanganannya. Kebanyakan, akibat terkena gas air mata yang ditembakkan polisi di dalam stadion.

"Korban meninggal sudah 60 orang hingga pukul 01.00 wib, kemungkinan masih bisa bertambah karena kapasitas RS tidak mampu menampung, banyak korban (kebanyakan terkena gas air mata) yang tidak bisa mendapatkan penanganan saat ini, kita doakan bersama ya guys," tulis Tio Nugrono dengan akun  @t10nugroho

Di twitter banyak tanggapan dalam trending Kanjuruhan maupun Arema. Ada juga foto-foto berserakan di lantai, tampaknya rumah sakit.

Salah satu netizen mengungkapkan  gas air mata menyebabkan penonton panik, berebut keluar dan terinjak-injak. Massa di tribun terlihat dikepung gas air mata, mereka marah-marah, lantas, banyak yang berupaya menyelamatkan diri.

"Gelang tiket penuh lumpur ini, sebagai saksi kanjuruhan disaster, alhamdulillah bisa pulang dengan selamat, gas air mata yg menyebabkan penonton panik, berebut keluar, saling injak, saling tindih, ini yg menyebabkan banyak korban jiwa," tulis anetizen @ja_cok

Salah satu netizen menyalahkan penggunaan tembakan gas air mata yang dilakukan polisi. Dan disebutkan bahwa hal itu pelanggaran yang diatur FIFA.

"Adahal udh jelas penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan pelanggaran kode keamanan FIFA. Ttembak gas air mata juga yg mengakibatkan banyaknya korban di Stadion Kanjuruhan," tulis akun @sport.

Halaman
1 2