Jatuh Bangun Buka Kedai Kopi, Awalnya Dijual dari Teman ke Teman, Kini Raup Keuntungan 1 Hingga 3 Juta Per Hari

Jumat 30 Sep 2022, 19:12 WIB
UMKM bernama Instict Coffiee.(Foto: CR01)

UMKM bernama Instict Coffiee.(Foto: CR01)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kopi menjadi minuman favorit banyak orang. Tak heran, kini banyak pengusaha memilih untuk membuka kedai kopi

Persaingan usaha pun makin ketat. Karena itu, perlu sebuah terobosan agar mampu bersaing dengan pengusaha kedai kopi lainnya. 

Seperti yang dilakukan pemilik UMKM bernama Instict Coffiee ini. Agar tempatnya khas dan tak dilupakan para pengunjung, ia menyajikan berbagai varian kopi yang membedakan dengan tempat lain. 

Instinct Coffee memiliki makna yang berarti sebuah rasa khas dalam meracik kopi. Mulai dari pemilihan bahan hingga meraciknya.

Usaha tersebut dirintis sejak tahun 2020 berawal dari home industri. Hingga kini sudah memiliki beberapa kedai. Salah satunya di Jalan Pulo Kenangan Raya, No 18 Kebayoran Lama, Grogol Utara.

Owner Instinct Coffee, Nawaz Sofyan menerangkan usahanya itu dibangun dari kegigihannya membuat sebuah wirausaha dengan modal minim di tahun 2020. Tepatnya  saat pademi Covid-19 sedang melanda. 

“Awalnya saya merintis usaha tersebut hanya untuk coba-coba saja. Di masa pandemi waktu itu saya sedang dirumahkan dari  perusahaan. Makanya saya secara otodidak belajar sedikit demi sedikit untuk paham akan proses pembuatan kopi,” ucapnya saat di temui di tempat usahanya, Rabu (28/9/2022)

Dengan berjalannya waktu, sang owner mulai menguasai proses dalam pembuatan kopi. Kemudian ia memberanikan diri dengan membuat percobaan yang dijual ke teman-temannya.

“Jadi memang sebelumnya udah membeli alat kopinya, coba-coba meracik dan jual ke temen-temen. Ternyata respon teman-teman bagus. Dari situ kita jual dalam bentuk botol dulu, dengan botol ukuran 500 ml,” jelasnya.

Ayah satu anak ini saat merintis, ia belajar meresearch tentang kalibrasi takeran dalam mencampurkan bahan-bahan kopi.

“Awalnya saya kasih gratis dulu, bahasanya testeran. Ternyata hasilnya positif dan saya memulai jualan dengan 50 botol ukuran 500 ml dengan harga 15k- 20k. Modal awal buat bahannya sekitar 400k, tapi belum untuk beli alat-alat kopinya,” ucapnya.

Dari hasil merintis, kini ia sudah memiliki kedai sendiri.

“Alhamdulilah sekarang sudah punya kedai. Alat-alat pun sudah sedikit lengkap, mesin kopi sudah ada. Dari awalnya coba-coba sekarang sudah sedikit lumayan. Sudah ada yang gelasan, botolan 250 ml sampai yang 500 ml dan varian rasanya sudah banyak. Untuk keuntungan kotor saat ini berkisar 1 hingga 3jutaan dalam sehari,” jelasnya.

Selain kopi, Nawaz menambahkan menu aneka kebab.

“Sekarang ini saya sudah menjual kopi dengan rasa aren, carammel, buttercout, huzzelnut, non-coffie seperti taro late, redvelvet dll. Menu makanannya sendiri kebab chicken sambel geprek,sosis sama beef. Ada juga aneka snack lainnya seperti bakso bakar, serta sosis bakar dan kentang,” ujarnya.

Untuk kendala dari proses usahanya yaitu dari perawatan alat-alat serta bahan-bahannya. Semua itu harus disimpan secara fresh agar tidak cepat basi.

“Lebih ke jatuh bangunnya. Kita harus putar otak bikin aneka promosi. Managementnya juga harus terstruktur,” jelasnya 

Untuk pemilihan bahan, mulai dari pemilihan biji kopi, Nawaz mengatakan yang dilihat dari paska panennya. Selain itu, racikannya juga harus tepat.

“Kalau pembuatannya sendiri itu seperti contoh roasting kaya dark, medium to dark, itu kita harus tau. Itu buat pemilihan biji kopinya,” ujarnya.

Untuk cara penyimpanan bahannya, Nawaz mengungkapkan,  harus melalui treatment khusus.

“Bahan-bahannya itu harus kedap udara biar rasa dan aromanya enggak hilang. Biji kopinya juga tetap garing. Untuk campuran susunya juga harus diperhatikan,” ucapnya

Nawaz menerangkan, dalam pembuatannya terdapat dua cara. Bentuk manual dan mesin untuk membuat  kopi.

“Seperti contoh, kalau memakai mesin tekanan barnya lebih kencang dari pada yang manual. Contoh mesin kopi verativero dan moka pod ini, tekanan udaranya itu lebih enak di mesin,” jelasnya

Awalnya ia memakai tekhnik manual dengan takeran yang harus pas untuk selanjutnya mengganti dengan mesin.

“Awalnya manual. Tapi dari segi waktu lebih lama, mankanya untuk sekarang ini memakai mesin agar lebih praktis,” ucapnya

Ia berharap usahanya berkembang dan bisa membuka lapangan pekerjaan baru untuk warga sekitar.

“Harapnnya untuk bisa buka cabang dan berdampak positif untuk membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk masyarakatnya,” pungkanya. 

(Cr01)

Berita Terkait

News Update