ADVERTISEMENT

Ferdy Sambo Cs Lagi Kasak Kusuk Cari Celah Buat Bebas, Tim Kuasa Hukum Brigadir J Pantang Mundur, Bahkan Siap Ditembak

Minggu, 25 September 2022 19:07 WIB

Share
Kuasa hukum Keluarga Novriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J, Martin Lukas.(Tangkapan layar akun TikTok @Mie_Gomak)
Kuasa hukum Keluarga Novriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J, Martin Lukas.(Tangkapan layar akun TikTok @Mie_Gomak)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengusutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan dalang Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dinilai berlarut-larut. Bahkan ada kecendrungan, situasi ini dimanfaatkan pada tersangka untuk melakukan perlawanan.

Diduga, para pelaku pembunuhan teresebut melakukan upaya agar lepas dari jeratan pidana.

Sampai-sampai, keluarga korban Brigadir J mengaku lelah dengan penyelasaian kasus yang tak jelas ujungnya.

Lukas Martin Simanjuntak, Kuasa Hukum keluarga Brigadir Novriansyah Joshua Hutabarat alias Brigadir J mengatakan bahwa yang sudah lelah dan pasrah menghadapi persoalan hukum ini adalah Samuel Hutabarat,

Menurutnya, bapak dari Brigadir Joshua itu mengaku bahwa dirinya sudah lelah dengan proses hukum terhadap pelaku pembunuhan berencana terhadap anaknya dengan dalam Ferdy Sambo yang tak kunjung selesai.

"Yang lelah itu Samuel. Tapi ibunya, tante-tantenya, masih semangat," ungkap Lukas seperti dikutip dari rekaman video yang diunggah akun TikTok @Bukittingi_vlog pada Minggu (25/9/2022).

Lukas membantah bahwa dengan pernyataan Samuel itu membuat tim kuasa hukum Brigadir Joshua mundur. 

"Kabar seperti itu hoaks," tegasnya.

Menurut Lukas, ada dua hal yang bisa membuatnya mundur. Pertama, surat kuasa dicabut atau Tuhan Yesus datang untuk kedua kali.

"Selain itu kita tidak akan mundur. Mau disuap kita tidak akan terima. Mau ditembak kepala kita, kita sudah siap. Tidak ada kata untuk mundur dalam perjuangan ini," tegas Lukas.

Soal kalimat mundur, Lukas mengatakan sebagai kritik. Namun kritik itu sejarinya hanya layak disematkan kepada para penyidik kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo tersebut.

"Sebab, penanganan perkara ini sangat pasif dilakukan para penyidik. Padahal kami pelapor. Jadi kalau Bang Kamaruddin mengatakan bahwa kita harus siap-siap kecewa, ya wajar-wajar saja. Karena memang tidak ada kooperatifnya para penyidik ini dalam hal update informasi," paparnya.

Lukas juga menyinggung soal Komnas HAM yang kerap membuat pernyatan-pernyataan keliru.

"Pertama, ketika dia bilang Bharada Eliezer ketika masih dalam pengawasan, menembak kepala bagian belakang setelah Joshua tewas, ternyata terbukti salah. Kedua, setelah tidak ada kekerasan seksual, masih dipaksa-paksa adanya kekerasan seksual," ujarnya.

Menurut Lukas, Komnas HAM ini tidak bisa membedakan menembak dan membunuh. 

"Padahal itu, hal yang mudah. Kalau orang disuruh menembak, sudah pasti ada niatan untuk membunuh. Jadi ini saya kira lelucon anak SD untuk membedakan apakah saya suruh menembak dan suruh membunuh. Hakim pintar, jaksa pintar, netizen pintar. Apalagi netizen Indonesia ini dikenal paling pintar," tandasnya.  

 

 
 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT