JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) yang melibatkan mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo masih bergulir hingga kini.
Dalam perkembangannya, Ferdy Sambo disebut punya kartu as para petinggi Polri. Hal itu disampaikan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Profesor Hermawan Sulistyo.
Meski demikian, Hermawan menyebut bahwa kartu as para petinggi Polri yang dimiliki Ferdy Sambo sudah tidak lagi efektif. Mengapa demikian?
Diketahui sebelumnya, Ferdy Sambo adalah satu dari lima tersangkakasus pembunuhan Brigadir J . Para tersangka lainnya yakni istrinya, Putri Candrawathi, lalu Richard Eliezer (Bharada E), Ricky Rizal (Bripka RR), dan Kuat Ma’ruf.
Kelima tersangka tersebut dijerat pasal pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukumat mati atau seumur hidup.
Adapun, Ferdy Sambo saat ini sudah resmi dipecat dari institusi kepolisian usai Polri menolak permohonan banding yang diajukan mantan Kadiv Propam dan Kasatgassus Merah Putih itu.
Penolakan tersebut menguatkan putusan yang sebelumnya dijatuhkan pada Ferdy Sambo yakni Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH ).
Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto selaku Ketua Sidang Banding KKEP Ferdy Sambo membacakan penolakan banding hasil putusan sidang etik pada jenderal bintang dua itu.
"Memutuskan permohonan banding dari saudara Ferdy Sambo menolak pemohon banding. Kedua menguatkan putusan sidang KKEP," kata Agung dalam persidangan dikutip dari YouTube Polri TV, Senin (19/9/2022).
Menanggapi putusan tersebut, Hermawan Sulistyo menilai Ferdy Sambo yang disebut punya kartu as para petinggi Polri, kini kartunya tidak terlalu efektif.
"Bagaimana kartu AS, kalau dia sebenarnya punya itu saja tidak bisa keluarkan untuk dirinya sendiri," ujar Hermawan, dikutip dari kanal YouTube salah satu TV Swasta, Kamis (22/9/2022).
Menurut Hermawan, teman-teman Ferdy Sambo akan meninggalkannya lantaran yang dipertaruhkan adalah karir, meskipun mantan Kadiv Propam itu memiliki uang banyak.
"Jangankan jenderal, kita aja punya duit, mungkin pernah utang budi segala macam, tapi dalam situasi seperti ini siapa berani main uang kalau ketahuan karirnya habis. Tapi kan kalau sudah gini siapa yang mau bela dan mau masuk ke dalam pusaran seperti itu, semua kan menjauh," pungkasnya. (*)