Ditanya soal uang kompensasi dampak negatif (KDN) yang diberikan oleh Kota Tangsel kepada warga sebagai kompensasi mereka membuang sampah, Sanwani tidak menampik adanya uang kompensasi tersebut.
Namun, dia menegaskan bahwa warga saat ini sudah tidak mau lagi menerima KDN.
Mereka tetap akan menolak sampah Kota Tangsel berapa pun KDN yang akan diberikan.
"KDN memang diberikan. Cuma sekarang sudahlah. Berapa pun besar nilai kompensasi, tetap tidak," tegasnya.
Dia mengatakan, dana kompensasi tidak sebanding dengan dampak yang dirasakan masyarakat. Sebab kerja sama tersebut diklaim dia berdampak pada kesehatan warga semakin parah.
Sudah tidak ada lagi kompensasi apa pun. Warga ingin TPAS ini ditutup, karena dampaknya besar. Yang jelas harga mati sampah tangsel ditutup," ujarnya.
Sanwani mengatakan, aksi menolak sampah dari Kota Tangsel tersebut bukan aksi demonstrasi, melainkan penyampaian aspirasi warga kepada Pemerintah Kota Serang untuk memutuskan kerja sama dengan Kota Tangsel.
"Ini bukan demo. Intinya kami hanya ingin ditutup untuk Tangsel, sudah harga mati, selamanya," katanya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Serang Farach Richi tidak banyak mengomentari penolakan warga Cilowong ini.
Dia mengatakan, dia akan terus mengusahakan adanya musyawarah dengan masyarakat agar bisa mencari solusi dari masalah ini.
"Akan kami lakukan musyawarah terus," ujarnya singkat. (haryono)