Pertalite dan Air Mata Buaya

Senin 22 Agu 2022, 07:55 WIB
Masyarakat mengantre untuk membeli Pertalite di SPBU di Bilangan Sawangan, Depok. (wanto/Foto/Poskota)

Masyarakat mengantre untuk membeli Pertalite di SPBU di Bilangan Sawangan, Depok. (wanto/Foto/Poskota)

"BBM naik tinggi, susu tak terbeli. Orang pintar tarik subsidi, anak kami kurang gizi."

Penggalan lirik lagu Iwan Fals berjudul 'Galang Rambu Anarki' itu berisi kritik terhadap pemerintah zaman Orde Baru yang menaikkan harga BBM.

Lirik lagu itu juga sempat bikin heboh, lantaran dinyanyikan oleh Megawati Soekarnoputri, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP di Hotel Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (27/5/2008) silam.
Bukan karena suaranya yang merdu. Malahan terdengar sumbang. Namun peserta Rakernas menyambutnya dengan tepuk tangan. 

Setelah itu, tetes air mata mengubah suasana menjadi hening. Megawati menangis. Puan Maharani juga menangis. Sejumlah elite PDIP juga ikut menangis. Peserta Rakernas pun terlihat sedih.

Tangisan Mega dan Puan itu dipicu oleh rencana pemerintahan SBY-JK yang akan me
naikkan harga BBM. Mega menilai, kenaikan harga BBM yang dilakukan pemerintah, sama sekali tidak bijaksana. Sebab, kebijakan tersebut akan memicu kenaikan harga lainnya, terutama sembako, yang makin memberatkan rakyat kecil.

Nah, setelah menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000 menjadi Rp12.500 per liter mulai 1 April 2022 lalu, kini Presiden Jokowi berencana menaikkan harga BBM jenis Pertalite.

Padahal, tingginya harga Pertamax membuat masyarakat pun beralih menggunakan Pertalite yang dijual Rp7.650 per liter. Jika harga Pertalite juga dinaikkan, lalu masyarakat akan beralih menggunakan apa?

Pemerintah tidak boleh egois. Pemerintah tak boleh hanya memikirkan dirinya, tanpa memikirkan sebagian besar masyarakat yang beban ekonominya juga teramat berat.
Kenaikan BBM dengan sendirinya akan menaikkan inflasi.

Ujung-ujungnya harga­-harga akan membumbung tinggi. Kalau harga-harga naik, yang merasakan dampaknya juga sebagian besar masyarakat.

Kondisi masyarakat pun akan semakin terpuruk. Lalu, akankah Megawati kembali menangis? Ketua DPR, Puan Maharani, akan menolak rencana kenaikan harga Pertalite ini juga dengan menangis?

Politisi PDIP yang juga Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, juga akan menangis? Ataukah tangisan Mega dan Puan dulu itu hanyalah air mata buaya?

Berita Terkait

News Update