ADVERTISEMENT

Berkepribadian Indonesia

Senin, 22 Agustus 2022 06:15 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JATI diri bangsa menjadi modal dasar menyejahterakan rakyat, menciptakan kemakmuran dan keadilan sosial sebagaimana dicita-citakan sejak negeri ini didirikan” - Harmoko
 
“Demi Merah Putih.” Kalimat ini sering kita dengar, diucapkan dengan lantang tanpa keraguan oleh sejumlah kalangan, tak terkecuali pejabat dan tokoh masyarakat serta elite negeri ini. Makna yang hendak disampaikan adalah total pengabdian kepada nusa dan bangsa. Apa yang diperbuat adalah semata demi kemajuan bangsa, dengan segala risiko yang bakal dihadapinya.

Ini gambaran semangat nasionalisme yang sangat dibutuhkan untuk membangun negeri, tak ubahnya para pejuang mengusir penjajahan dengan satu tujuan meraih kemerdekaan.

Semangat nasionalisme yang wajib ditumbuh-kembangkan, tentu harus mencerminkan identitas nasional, jati diri bangsa Indonesia  yang berdasarkan kepada falsafah negara Pancasila, konstitusi UUD 1945, berbendera Merah Putih, berlambang Garuda Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan bentuk negara NKRI.

Itulah cermin kepribadian bangsa yang di era sekarang semakin mendesak diaplikasikan, bukan sebatas slogan, tetapi perilaku tidak mencerminkan. Bukan pula mengumbar pernyataan tentang total pengabdian, tetapi mempertontonkan ucapan dan perbuatan yang jauh dari harapan. Penyalahgunaan wewenang, jabatan dan kekuasaan masih sering kita saksikan.

Berdiri paling depan meneriakkan pemberantasan korupsi, tetapi pada akhirnya kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) karena menerima gratifikasi. Menciptakan sistem pencegah penyalahgunaan jabatan dan kekuasaan, tetapi akhirnya terkuak siapa yang lolos memanfaatkan celah dari sistem tersebut. Begitupun kebijakan dibuat sedemikian rupa guna memajukan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi masih saja ada yang mampu menerobos celah kebijakan.

Saya tidak berkeinginan mengulik sederet kasus dimaksud karena publik sudah sangat cerdas mengoleksi daftar panjang beragam bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan.

Menjadi renungan, sejauh mana sudah mengabdikan dirinya untuk kemajuan bangsa, minimal lingkungan sekitarnya, setidaknya bagi dirinya sendiri agar tidak menjadi benalu bagi orang lain.

Tidak perlu muluk – muluk, dengan berjati diri dan berkepribadian Indonesia sudah sangat membantu mengisi kemerdekaan demi kemajuan bangsa. Berjati diri berarti taat dan patuh terhadap identitas nasionalnya, menjalankannya, bukan merusaknya.

Dengan berjati diri bangsa, berarti telah memerankan dua fungsi utama seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Pertama, menangkal arus budaya asing yang tak sesuai dengan kepribadian Indonesia. Lebih–lebih di era sekarang ini. Era yang kian menderasnya "arus negatif" budaya asing, akibat dampak kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang nyaris mustahil dibatasi bila kita tidak ingin dicap "melangkah ke belakang." 

Halaman

ADVERTISEMENT

Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT