Ketum PPP Dilaporkan ke Komnas Perempuan, Pengamat Sebut Bisa Kehilangan Suara Milenial
Rabu, 17 Agustus 2022 19:46 WIB
Share
Lambang PPP. (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Politikus Senior PPP, Rusli Effendi mengaku PPP sangat demokratis jika mendapat kritik dan masukan.

Namun, menurut dia jika sudah menyangkut masalah pribadi maka hanya orang bersangkutan yang berhak menjawabnya.

“Kami tidak ingin tersandera oleh seseorang, sehingga partai politik jadi tergerus kepercayaannya terhadap publik dan pemilih. Maka menurut saya ketauladan seseorang cukup penting,” tutur Rusli dalam keterangan resminya, (17/8/2022).

Dia menerangkan PPP tidak menutup mata tentang banyaknya dorongan yang meminta Suharso untuk mundur.

Namun, dia menegaskan tidak memiliki kapasitas terkait hal itu.

"Itu dikembalikan ke Suharso. Namun perlu diketahui, PPP punya tokoh yang mumpuni dengan kemampuan hebat, serta tidak kekurangan figur yang mampu memimpin partai," jelasnya.

Dilain pihak, Pengamat Politik Ray Rangkuti menyebut Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan kehilangan banyak suara dari kelompok milenial dan perempuan akibat permasalahan Suharso Monoarfa, sebagai ketua umum. 

“Bukan soal prestasi Pak Ketua, tapi yang muncul justru kisah keluarganya yang bisa menurunkan popularitas PPP. Isu seperti ini harus dijelaskan kebenarannya karena sensitif. Jika tidak, PPP akan kehilangan suara dua kelompok tersebut," ucap Ray Rangkuti.

Sebelumnya, Ketum PPP Suharso Monoarfa dilaporkan ke Komnas Perempuan karena diduga melakukan pelanggaran perilaku serta perbuatan yang merendahkan harkat dan martabat perempuan. 

Selain itu, Suharso juga diduga melakukan gratifikasi atas penyalahgunaan wewenang dan pemalsuan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). (wanto)