ADVERTISEMENT

Tanggapi Pernyataan Ketum Projo yang Bernada Ancaman, Adian Napitupulu: Mengkaitkan Kalah Menang Pemilu dengan Penjara

Sabtu, 13 Agustus 2022 12:54 WIB

Share
Adian Napitupulu. (foto: ist)
Adian Napitupulu. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (PENA 98) Adian Napitupulu mengatakan, pernyataan bernada ancaman dari Ketua Umum (Ketum) Projo akan berdampak panjang.

Adapun nada ancaman dari Ketua Umum Projo 'Karena kalau kalah meleset, bos, masuk penjara' menurut Adian juga berpotensi menguatnya polarisasi.

Bahkan, katanya, bisa merusak kualitas proses demokrasi karena demokrasi yang sehat hanya bisa tumbuh jika proses politik elektoral berjalan dalam kegembiraan bukan dalam ancaman dalam segala macam bentuknya.

"Mengkaitkan kalah menang Pemilu dengan Penjara disisi lain bisa diartikan bahwa Projo menuding Presiden Jokowi selama 2 Periode gagal memisahkan penegakan hukum dan pilihan politik dengan kata lain penegakan hukum ditentukan oleh siapa yang menang dalam Pemilu," politisi PDIP ini, Sabtu 13 Agustus 2022.

Kalimat Ketum Projo itu, lanjutanya, kenapa bisa serupa dengan mind set orde baru yang menggunakan ancaman hukum dalam hal ini penjara pada partai politik dan siapapun yang berbeda pilihan. Tentu sangat di sayangkan di era Reformasi saat ini pernyataan serupa masih saja bisa diucapkan.

"Penjara itu sanksi hukum dari perbuatan yang melanggar hukum, bertentangan dengan hukum, tidak sesuai dengan kaidah hukum atau melawan hukum bukan sanksi dari perbedaan Politik bukan sanksi dari perbedaan pilihan dalam pemilu," ujarnya.

Dalam pilkada bahkan pilkades sekalipun, jika hanya ada satu calon maka untuk memastikan hak demokrasi berjalan selalu ada ruang bagi yang tidak bersetuju pada calon itu. 

"Sehingga panitia penyelenggara pemilihan memungkinkan membuat satu kotak kosong agar Rakyat tetap boleh punya pilihan. Perbedaan Pilihan itu bahkan di lindungi oleh konstitusi kita," ucapnya.

Salah satu kelebihan sistem Demokrasi dibanding sistem lainnya adalah karena Demokrasi membuka ruang dan menerima perbedaan apapun selama sesuai dengan koridor hukum dan nilai nilai Hak Asasi Manusia. Termasuk membuka ruang pada perbedaan memilih Capres dan Cawapres bagi Partai dan perbedaan memilih bagi Rakyat dalam bilik suara.

"Jadi sebenarnya pernyataan Ketum Projo itu mengancam Partai, mengancam pelaku politik atau justeru mengancam Demokrasi dengan mengancam perbedaan pilihan atau jangan jangan malah mengancam konstitusi yang jelas jelas melindungi Perbedaan. Untuk itu perlu rasanya Ketum Projo meralat dan meluruskan apa maksud dari pernyataannya," tutup Anggota Komisi VII DPR ini. (rizal)

ADVERTISEMENT

Reporter: Rizal Siregar
Editor: Cahyono
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT