Makin Panas, Taiwan Dikepung Rudal Tiongkok Usai Kunjungan Ketua DPR AS

Sabtu 06 Agu 2022, 18:00 WIB
Rudal Presisi Tiongkok yang diuji coba  di Selat Taiwan pada Kamis, 4 Agustus 2022.

Rudal Presisi Tiongkok yang diuji coba di Selat Taiwan pada Kamis, 4 Agustus 2022.

TAIWAN, POSKOTA.CO.ID - Dampak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan masih berlanjut.

Tiongkok pada Kamis (4/8/2022) mengintensifkan latihan militernya di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Rudal-rudal Tiongkok ditembakkan ke arah perairan di lepas pantai Taiwan. Media pemerintah Tiongkok mengatakan, rudal-rudal itu mendarat di beberapa zona tembakan langsung yang sudah ditentukan.

Salah satu zona tersebut berjarak kurang dari 20 kilometer dari pantai Taiwan.

Dikutip dari VOA, Pihak berwenang Taiwan mengatakan Tiongkok menembakkan 11 rudal pada hari Kamis. Peristiwa ini menandai latihan militer Tiongkok yang terbesar dan paling provokatif di Selat Taiwan.

Tetapi Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying justru menyalahkan AS atas ketegangan tersebut.

Hua Chunying mengatakan,“Akankah ini menjadi kenormalan baru? Hal itu bergantung pada langkah-langkah yang diambil pihak AS dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan.”

Tiongkok marah atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang berakhir pada Rabu (3/8/2022). Beijing memandang lawatan itu sebagai tantangan terhadap klaimnya atas pulau itu.

AS mengatakan, Beijing sengaja meningkatkan ketegangan.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menuturkan, “Saya ingin menekankan bahwa tidak ada yang berubah dari posisi kami AS dan saya sangat berharap Beijing tidak akan membuat-buat krisis atau mencari-cari alasan untuk meningkatkan aktivitas militernya yang agresif.”

Kehidupan berjalan seperti biasa di Taipei. Warga di wilayah itu mengatakan mereka sudah puluhan tahun menghadapi ancaman Tiongkok.

“Perpecahan antara Taiwan dan Tiongkok telah ada selama tujuh dekade. Usia saya sekarang 73 tahun. Kami tumbuh besar dengan ancaman Tiongkok yang mencakup serangan verbal dan intimidasi militer,” kata Kao Tsun-chi, salah seorang warga Taipei.

Dia melanjutkan,”Tiongkok sudah lama membahas pembebasan Taiwan dan berakhir dengan pertumpahan darah. Kami sudah terbiasa dengan segala macam intimidasi.”

Sementara Chen Kuangting dari Taiwan Yayasan NextGen mengatakan, “Kami akan melanjutkan kehidupan normal kami. Kebanyakan warga Taiwan akan melanjutkan kehidupan normal mereka. itulah cara terbaik untuk menyinggung ataupun menentang Tiongkok.”

Meskipun Tiongkok mengklaim Taiwan namun mayoritas mendukung dipertahankannya kondisi saat ini.

Jajak pendapat tahun lalu menunjukkan bahwa hanya 1,6 persen warga yang mendukung penyatuan kembali Taiwan dengan Tiongkok daratan. ***

Berita Terkait

News Update