JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Indonesia menghadapi inflasi tertinggi dalam tujuh tahun terakhir pada Juli 2022.
Inflasi diproyeksikan akan makin buruk pada 2023.
Tahun ini inflasi diperkirakan akan bertengger di angka 6 persen dan memburuk tahun depan karena bantalan subsidi yang diambil dari pendapatan ekspor komoditas andalan diperkirakan turun harganya tahun depan.
Keterangan ini disampaikan Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE) Mohammad Faisal.
Inflasi tahun ini diperkirakan akan tetap lebih tinggi dibanding era pandemi atau 2020-2021.
"Tahun ini kalau saya prediksikan inflasi bisa sampai 6 persen,“ kata Mohammad Faisal di Jakarta seperti dikutip dari BBC pada Rabu (3/8/2022).
Faktor eksternal seperti perang Ukraina dengan Rusia bukan satu-satunya yang menentukan naik turunnya inflasi. Karena peningkatan harga-harga tahun ini merupakan kombinasi antara faktor global, pasca pandemi, dan cuaca yang berdampak pada gagal panen hingga distribusi yang terhambat.
"Pasca pandemi itu juga ketika mobilitas di banyak negara ini juga termasuk Indonesia sudah dilonggarkan. Permintaan berbagai macam barang dan jasa itu meningkat. Begitu permintaan meningkat dan kalau tidak diimbangi dengan kecepatan penawaran yang memadai, harga jadi meningkat,” ucapnya.
Dia lebih lanjut menyoroti produsen barang dan jasa sejauh ini masih menahan harga pasaran di tengah meningkatnya ongkos produksi karena inflasi.
Namun pertahanan ini kemungkinan akan ambruk di mana produsen pada akhirnya tak punya pilihan untuk menaikkan harga barang dan jasa.
“Mereka akan transmisikan dalam bentuk meningkatkan harga jual produk mereka. Nah ini berarti ke depan inflasinya masih terus bertambah,” tambah Mohammad Faisal.
Karena itu dia mendorong agar pemerintah harus tetap mempertahankan subsidi energi dan harus mengendalikan harga bahan makanan. ***